Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Kembali Melemah, Dollar AS Setara Rp 14.838

Kompas.com - 19/08/2022, 16:36 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot kembali ditutup melemah pada perdagangan Jumat (19/8/2022) hari ini.

Sentimen bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yang akan kembali meningkatkan suku bunga acuan, sehingga mendongkrak indeks dollar AS masih menekan kinerja sejumlah mata uang, termasuk rupiah.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan hari ini, nilai tukar uang Garuda terhadap dollar AS ditutup melemah tipis, 1,5 poin atau 0,01 persen ke level Rp 14.838 per dollar AS. Terpantau sejak pembukaan perdagangan, nilai tukar rupiah terus bergerak di zona negatif, bahkan sempat menyentuh Rp 14.861.

Baca juga: Ini Cara Penukaran Uang Rupiah Baru Tahun Emisi 2022

Sementara itu, mengacu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah berada pada level Rp 14.858 per dollar AS pada Jumat hari ini, melemah dibanding posisi Kamis (19/8/2022) sebesar Rp 14.822 per dollar AS.

Depresiasi terhadap dollar AS juga dialami oleh sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya, seperti won Korea Selatan terkoreksi 0,42 persen, rupee India turun 014 persen, yuan China turun 0,28 persen, ringgit Malaysia turun 0,06 persen, serta baht Thailand terkoreksi 0,06 persen.

Koreksi sejumlah mata uang Asia, termasuk rupiah, selaras dengan masih menguatnya indeks dollar AS, meskipun penguatan tersebut mulai terpangkas.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan indeks dollar AS terpangkasnya penguatan dollar AS terjadi pasca risalah Federal Open Market Committee (FOMC) dirilis.

Dalam risalah itu disebutkan, bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), masih akan menaikkan suku bunga acuan, untuk memerangi inflasi.

"Selain itu, para petinggi bank sentral AS melemparkan komentar yang mendukung kenaikan suku Bunga acuan AS ke depan karena tingkat inflasi AS yang masih tinggi," kata dia, kepada Kompas.com, Jumat.

Selain itu, pasar juga masih mengkhawatirkan kondisi perekonomian global yang tidak menentu, ditandai dengan perlambatan pertumbuhan China.

"Ini juga mendorong pasar masuk ke aset aman dollar AS," ucap Ariston.

Baca juga: Gubernur BI Klaim Rupiah Termasuk Mata Uang Paling Stabil di Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com