Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Di Tengah Ketidakpastian Global, Kinerja Impresif Ekonomi Jadi Kado Manis HUT Ke-77 Republik Indonesia

Kompas.com - 20/08/2022, 12:55 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

UMKM, lanjut Airlangga, memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Pasalnya, pelaku UMKM yang berjumlah sekitar 60 jutaan berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) hingga 60,51 persen. Bahkan, UMKM juga berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja nasional hingga 96,9 persen.

Dengan fakta tersebut, UMKM menjadi salah satu pondasi dasar perekonomian bangsa yang kokoh. UMKM juga terbukti memiliki daya tahan pada setiap masa krisis.

Meski demikian, Airlangga memandang bahwa pelaku UMKM perlu ditingkatkan kompetensi dan daya saingnya. Oleh karena itu, pemerintah menghadirkan berbagai inisiatif dan kebijakan untuk mendorong UMKM mengadopsi teknologi digital.

Dengan demikian, pelaku UMKM dapat memasarkan produknya melalui media digital atau e-commerce.

“Per Mei 2022, persentase UMKM yang sudah on boarding telah mencapai 63,7 persen dari total target digitalisasi UMKM sebanyak 30 juta. Angka ini telah mencapai 29,8 persen dari total jumlah UMKM,” tuturnya.

Tak hanya memberdayakan UMKM, pemerintah juga menaruh perhatian dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrem, terutama bagi masyarakat yang paling terdampak pandemi Covid-19.

Salah satunya dengan menyalurkan program Bantuan Tunai bagi Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (BT-PKLWN) untuk mendorong daya beli, kelangsungan usaha, dan penghidupan masyarakat pelaku usaha mikro di daerah yang terdampak pandemi.

Pada program yang melibatkan TNI dan Polri tersebut, pemerintah menyalurkan bantuan tunai sebesar Rp 600.000 kepada 2,76 juta penerima. Penerima bantuan terdiri dari 1 juta pedagang kaki lima dan warung serta 1,76 juta nelayan yang tersebar di 25 provinsi dan 212 kota atau kabupaten.

Kebangkitan ekonomi nasional

Airlangga menambahkan bahwa meskipun berbagai indikator perekonomian nasional telah menunjukkan tren pemulihan yang cukup atraktif, pemerintah tetap mewaspadai potensi dan tantangan situasi global sepanjang 2022.

Saat ini, situasi global sedang menghadapi tantangan multidimensi dengan kompleksitas tinggi. Airlangga menyebutnya sebagai the perfect storm atau 5C, yakni Covid-19, conflict, climate change, commodity prices, dan cost of living.

Menurutnya, krisis dan ketidakpastian global tersebut berdampak pada disrupsi rantai pasok global serta menyebabkan krisis pangan, energi, dan keuangan.

“International Monetary Fund (IMF) juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,6 persen menjadi 3,2 persen dan memproyeksikan inflasi yang lebih tinggi pada 2022,” kata Airlangga.

Pemerintah, lanjutnya, memberikan respons cepat terhadap kondisi krisis global tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melanjutkan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Bauran kebijakan extraordinary yang dilakukan pemerintah membuahkan kinerja impresif. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai sebesar 5,01 persen secara year-on-year (yoy) pada kuartal I-2022.

Tren positif tersebut berlanjut pada kuartal II-2022 yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44 persen. Bahkan, PDB harga konstan pada periode yang sama mencapai Rp 2.924 triliun. Angka ini melampaui capaian PDB harga konstan sebelum pandemi.

Baca juga: Menko Airlangga: Kemungkinan Indonesia Resesi Masih Rendah

“Pertumbuhan ekonomi nasional tergolong luar biasa karena mampu mencapai 5,44 persen. Angka ini lebih baik dari banyak negara lain. Hal tersebut dapat dicapai karena pemerintah dapat menangani Covid-19 dengan jalur yang berbeda dari negara lain,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi yang positif pada kuartal II-2022 didorong oleh capaian tertinggi pada sisi produksi yang berasal dari lapangan usaha transportasi dan perdagangan. Kedua sektor ini mengalami peningkatan sebesar 21,27 persen yoy.

Sementara itu, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada ekspor barang dan jasa. Pertumbuhan sektor ini meningkat hingga 19,74 persen yoy dengan adanya peningkatan harga komoditas serta penguatan kapasitas output.

Capaian tertinggi selanjutnya disusul Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 5,51 persen yoy.

“Hal tersebut mengindikasikan pulihnya optimisme dan daya beli masyarakat pascapandemi,” ujar Airlangga.

Airlangga melanjutkan, peningkatan nilai ekspor juga memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi sekaligus memperlihatkan capaian surplus neraca perdagangan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com