Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tingkatkan Pendapatan Rumah Tangga Petani, Mentan SYL Luncurkan Pelatihan Literasi Keuangan

Kompas.com - 20/08/2022, 19:50 WIB
Siti Sahana Aqesya,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus menggerakkan berbagai program akselerasi untuk petani. Tujuannya, untuk meningkatkan stok pangan nasional sekaligus pendapatan rumah tangga petani sehingga dapat menghadapi tantangan krisis pangan global akibat cuaca ekstrem,

Adapun program akselerasi tersebut diwujudkan Kementerian Pertanian (Kementan) lewat tiga pelatihan, yakni pelatihan literasi keuangan bagi perwakilan rumah tangga petani, pelatihan teknis bagi penyuluh, serta bimbingan teknis smart farming dan kredit usaha rakyat (KUR) bagi petani.

Menteri SYL mengatakan, kecukupan pangan menjadi prioritas utama Kementan di tengah gejolak krisis pangan saat ini. Sebab, krisis ini sudah berimbas pada gejolak harga bahan pangan.

“Agar peluang tersebut dapat mendorong kesejahteraan petani, petani harus bisa mengelola dan merencanakan keuangan rumah tangga dan usaha tani, baik saat ini maupun masa mendatang,” tutur Mentan saat membuka pelatihan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, Gowa, Sabtu (20/8/2022).

Baca juga: Targetkan Swasembada Pangan, Kementan Bersama Satgassus Pencegahan Korupsi Polri Kawal Distribusi Pupuk Bersubsidi

Mentan pun menekankan peran penting sektor pertanian bagi kehidupan. Menurutnya, pertanian dapat menyejahterakan masyarakat dan menguatkan negara.

Hal ini terbukti lewat keberhasilan pertanian sebagai satu-satunya sektor yang menyelamatkan perekonomian nasional akibat pandemi Covid-19.

SYL melanjutkan, program akselerasi yang dilakukan Kementan penting untuk membangun konsep perencanaan pertanian yang terstruktur, terukur, terprogram, dan visible. Jadi, modal dan keuntungan yang didapat petani bisa terlihat lebih jelas. Dengan demikian, petani bisa membangun cash flow di masa depan.

“Pelatihan tersebut juga dapat membangun pola pikir baru, cara budi daya, dan perilaku petani yang lebih adaptif terhadap berbagai tantangan. Dengan demikian, usaha peningkatan produksi tidak terhambat dan kesejahteraan petani pun terjamin,” tambahnya.

Baca juga: Genjot Produksi Jagung, Kementan Gandeng Bayer Indonesia

Selain itu, pelatihan tersebut juga memicu agresivitas pembangunan pertanian. Petani dapat lebih memahami sistem layanan keuangan sehingga jumlah petani yang mengakses KUR dari pemerintah bisa lebih besar. Sebab, tak dimungkiri, sektor pertanian yang terakses KUR membuahkan hasil yang baik.

Menurut SYL, hal tersebut merupakan titik sentral untuk memperkuat KUR pada semua jenis komoditas pertanian. Pasalnya, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan seluruh lembaga perbankan untuk lebih agresif dalam menggulirkan KUR.

“Jumlah KUR yang macet pada 2022 hanya sebesar 0,06 persen, sedangkan tahun sebelumnya mencapai 0,03 persen. Hal ini menunjukkan bahwa petani cukup disiplin dan tulus mengelola dana KUR," tutur SYL.

Baca juga: Kementan: Indonesia Sudah Tidak Lagi Impor Beras untuk Pasar Konsumsi

Senada dengan SYL, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa pelatihan literasi keuangan bagi rumah tangga petani bertujuan untuk memberikan pemahaman dalam penerapan pengelolaan keuangan rumah tangga dan usaha tani.

Selain itu, pelatihan juga diberikan untuk meningkatkan rasa percaya diri rumah tangga petani sasaran dalam mengakses dan menggunakan KUR dan produk keuangan lain.

Dedi melanjutkan, pelatihan tersebut didukung oleh IFAD untuk mensukses program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling Up Initiative (Readsi). Tujuan program ini untuk mengelola kewirausahaan dan memberdayakan rumah tangga pedesaan dengan keterampilan dan percaya diri.

"Dengan demikian, terjadi peningkatan pendapatan dan mata pencaharian rumah tangga petani secara berkelanjutan," terang Dedi.

Untuk diketahui, pelatihan literasi keuangan dilakukan secara hibrida. Pelatihan diikuti oleh 9.492 peserta dari 2.373 kelompok yang tersebar di 342 desa, 120 kecamatan, 18 kabupaten, dan 6 provinsi titik sasaran lokasi Program Readsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com