JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja perusahaan smartphone asal China, Xiaomi, terpukul akibat gejolak ekonomi global. Hal ini turut memengaruhi kekayaan pendirinya yakni Lei Jun, karena kekayaannya ikut menyusut dibandingkan tahun lalu.
Perusahaan yang berkantor pusat di Beijing itu mencatatkan laba bersih sebesar 200 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,96 triliun (asumsi kurs Rp 14.800 per dollar AS) pada kuartal II-2022. Kinerja Xiaomi itu anjlok 83 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Laba bersih dalam tiga bulan hingga Juni 2022 dari tahun sebelumnya menjadi 1,36 miliar yuan atau 200 juta dollar AS, di tengah berlanjutnya hambatan ekonomi makro global," ungkap perusahaan itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Forbes, Senin (22/8/2022).
Baca juga: Telkom Periksa Data 26 Juta Pelanggan IndiHome yang Diduga Bocor
Seiring dengan laba bersih yang turun, kinerja pendapatan merek smartphone terpopuler nomor 3 di dunia setelah Samsung dan Apple itu, tercatat turun 20 persen menjadi sebesar 70,1 miliar yuan. Kinerja itu imbas dari menyusutnya bisnis Xiaomi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri.
Penurunan pendapatan juga telah menyebabkan saham Xiaomi yang diperdagangkan di Bursa Efek Hong Kong kehilangan 52 persen dari nilainya pada tahun lalu.
Miliarder China Lei Jun, yang merupakan pendiri dan CEO Xiaomi pun mengalami penyusutan kekayaan sejalan dengan memburuknya kinerja perusahaannya. Menurut Forbes, hingga 21 Agustus 2022, total kekayaan Lei sebesar 9,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 140,60 triliun.
Baca juga: Ada Wacana Kenaikan Harga BBM Subsidi, Rupiah Kembali Tertekan
Padahal pada 2021, Lei yang menempati posisi ke-26 orang terkaya di China itu memiliki total kekayaan mencapai 17,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 264,92 triliun.
Itu artinya kekayaan Lei menyusut 8,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp 124,32 triliun, atau kehilangan hampir separuh kekayaannya dibandingkan tahun lalu.
Adapun secara industri, pengiriman smartphone global pada semester I-2022 memang terjadi penurunan sebesar 9 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Penurunan ini didorong lemahnya permintaan akan smartphone, menurut konsultan Canalys.
Baca juga: BSI Bakal Right Issue, Dananya untuk Akuisisi Unit Usaha Syariah BTN?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.