Sementara Direktur Utama PT Galasari Gunung Sejahtera, Didik Pribadi menambahkan, food estate mangga yang tengah dikembangkan bakal membantu petani. Sebab pihaknya sudah bersiap mengajari dan membina para petani setempat bagaimana cara menanam mangga yang baik, mulai dari pembibitan, pemupukan sampai pasca panen nantinya.
"Sehingga nanti terintegrasi apa yang dimaui (diinginkan) oleh pasar, setelah itu kita akan memperlebar di kecamatan sekeliling. Kita juga akan mengajarkan kepada petani dalam satu pohon itu ada tiga sampai empat varietas, sehingga sepanjang tahun itu bisa berbuah," kata Didik.
Dengan siklus demikian, di mana satu pohon dapat berisi tiga sampai empat varietas tanaman mangga, maka proses panen bakal dapat berlangsung selama rentang setahun penuh. Sehingga, mangga yang dihasilkan bakal dapat memenuhi stok kebutuhan domestik dan bahkan diekspor keluar negeri.
"Jadi yang sekarang kita kembangkan, ada varietas malaba adalah pencangkokan mangga Thailand, juga arum manis (mangga lokal), trus Garifta (mangga merah) dan Mandokmain yang juga mangga dari Thailand. Untuk ekspor itu varietas cokanan," tutur Didik.
Varietas mangga cokanan dipilih untuk komoditas ekspor, lantaran varietas ini dinilai memiliki bentuk buah yang segar sekaligus paling bagus untuk olahan. Selain juga, karena varietas cokanan memiliki rasa tidak terlalu manis, sehingga masyarakat yang mempunyai riwayat penyakit gula masih dapat untuk mengonsumsi buah mangga tersebut.
"Nanti kita sebagai offtaker daripada para petani. Untuk meng-offtaker itu kita harus mengajarkan bagaimana mangga itu bisa diterima oleh pasar, karena pasar yang menentukan bukan kita. Sehingga kita harus memenuhi apa yang pasar butuhkan," ucap Didik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.