Beberapa strategi kunci berikut ini dapat dipertimbangkan untuk mencapai target ambisius itu. Strategi-strategi tersebut kami himpun dari pengalaman dan pengamatan para profesional migas Indonesia yang bekerja di Norwegia.
Gambar 2 (di bawah) menunjukkan blok diagram yang diusulkan dari strategi utama untuk mencapai target produksi minyak Indonesia sebesar 1 juta barel minyak per hari pada tahun 2030, yang terdiri atas:
Gambar di atas menunjukkan blok diagram yang diusulkan untuk mencapai target produksi minyak Indonesia. Turunan lebih rinci dari strategi-strategi tersebut di atas antara lain: manajemen data sumber daya yang terstandarisasi, perpustakaan data digital geosains yang terbuka, sistem penggantian biaya eksplorasi, eksplorasi dekat infrastruktur atau lapangan yang sudah berproduksi, new play concept, kolaborasi antar operator pemegang wilayah kerja, kampanye pemboran sumur ‘infill’ (infill wells) yang masif, pengeboran sumur berarah dan bercabang-cabang (multilateral wells), sumur injeksi air atau gas yang benar-benar terencana, kampanye stimulasi dan perekahan hidrolik, kampanye intervensi dan perbaikan sumur, optimalisasi desain dan proses pengeboran, standarisasi sistem produksi bawah laut, digitalisasi, serta fiskal dan regulasi menarik yang mendorong tidak hanya 'operator besar' untuk berpartisipasi dalam sektor migas.
Landasan dari strategi tersebut haruslah berupa adanya kepastian hukum dan birokrasi yang efektif & proaktif. Di atas semua itu, penting juga untuk menekankan keterlibatan awal K3L (Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan) pada setiap proyek pengembangan lapangan sebagai bagian dari solusi.
Seiring ambisi pertumbuhan ekonomi Indonesia, kebutuhan energi nasional akan terus meningkat. Maka upaya-upaya strategis untuk meningkatkan produksi migas nasional tetap sangat penting. Bukan untuk bersaing atau mematikan perkembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan, namun untuk saling melengkapi, dan sebagai jembatan untuk meminimalkan resiko menuju transisi energi yang dicita-citakan.
Sektor migas masih diperlukan untuk menyediakan energi yang terjangkau dan handal yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang adil bagi negara-negara berkembang sampai tiba waktunya ketika kehandalan dan kesinambungan produksi energi terbarukan dapat mengambil alih.
* Tulisan ini berdasarkan hasil diskusi dengan sejumlah anggota IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia) Komisariat Norwegia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.