BrandzView
Konten ini merupakan hasil interview Kompas.com dengan Lazada

Tertarik Berkarier di E-Commerce? Yuk Intip Pengalaman Dewi Wirawan Bekerja di Lazada Selama 7 Tahun

Kompas.com - 23/08/2022, 17:55 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan e-commerce merupakan salah satu tujuan generasi Z dalam berkarier. Hal ini bukan tanpa alasan.

Perusahaan e-commerce identik dengan teknologi digital yang memang sudah melekat bagi generasi muda. Ditambah lagi, perusahaan ini umumnya menyediakan fasilitas menarik yang disesuaikan dengan anak muda dan terkesan keren.

Sebut saja ruang rekreasi dan hiburan, berbagai kerjaan yang dilaksanakan secara rutin, perkantoran berkonsep co-working space, serta ruang diskusi yang nyaman untuk bertukar pikiran serta mendorong kreativitas.

Perusahaan e-commerce juga menyediakan program pengembangan karier dan kemampuan bagi karyawannya. Hal ini membuka peluang generasi Z untuk naik ke jenjang karier lebih cepat.

Meski demikian, banyak orang beranggapan bahwa bekerja di e-commerce lekat dengan isu hustle culture. Untuk diketahui, hustle culture adalah budaya kerja di perusahaan yang menormalkan kerja keras, bahkan melewati batas kemampuan diri, untuk bisa menapaki jenjang karier yang lebih tinggi.

Baca juga: Sambut Hari UMKM Nasional, Lazada Kembangkan Ekosistem Ekonomi Digital di Jatim

Head of Strategic Partnership and Affiliates Lazada Dewi Wirawan mengatakan, anggapan tersebut tak sepenuhnya benar. Menurutnya, pengalaman kerja setiap individu di e-commerce berbeda-beda, termasuk cara pandang mereka terhadap kuota pekerjaan.

Kendati begitu, Dewi tak menampik bahwa beban pekerjaan di e-commerce lebih padat ketimbang perusahaan konvensional. Pasalnya, perkembangan industri digital senantiasa bergerak cepat. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menerapkan prinsip working smart.

Dewi menilai, pergerakan industri yang cepat sebenarnya menjadi kesempatan karyawan untuk bisa beradaptasi dengan segera dan terus belajar.

“Karena itulah, work smart menjadi kunci utama pengembangan diri saat bekerja di e-commerce, termasuk untuk memastikan work-life balance masing-masing karyawan,” ujar Dewi kepada Kompas.com.

Selain itu, Lazada memiliki budaya kerja yang menekankan keterbukaan dan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

“Lazada mendorong setiap divisi lebih terbuka mengenai peranan dan tanggung jawab pekerjaan. Dengan demikian, sebuah proyek dapat ditanggung oleh seluruh tim, bukan satu individu saja,” ujarnya.

Dewi sendiri sudah bekerja di Lazada selama lebih kurang tujuh tahun. Sebelum bekerja di Lazada, Dewi pernah mencoba berbagai profesi di berbagai industri. Ia sempat menjadi tutor dan asisten manajer di sebuah lembaga pendidikan. Ia pernah juga menjadi pengoperasi teller di Bank of China.

Selepas itu, Dewi sempat meniti karier sebagai account marketing manager untuk perusahaan travel di Nepal.

Namun, pada 2015, gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Nepal. Gempa itu meluluhlantakkan Nepal sekaligus membuatnya memantapkan diri untuk kembali berkarier di Indonesia.

“Setelah peristiwa tersebut, teman saya yang bekerja di Lazada memberi tawaran untuk bekerja di sana. Saya langsung menerima tawaran tersebut beberapa hari setelah gempa di Nepal,” katanya.

Baca juga: Lazada: Potensi Ekonomi Digital di Jawa Timur Cukup Besar

Saat bergabung dengan Lazada, lanjut Dewi, ia memulai karier sebagai commercial merchandiser selama satu tahun dua bulan. Selanjutnya, ia dipromosikan sebagai category manager fashion untuk fashion selama lebih dari dua tahun.

Dewi pun melanjutkan jenjang karier ke divisi digital partnership. Saat itu, Lazada membentuk satu subdivisi baru pada divisi digital partnership, yakni Affiliates Program. Dewi ditunjuk untuk mengisi posisi sebagai Head of Strategic Partnership and Affiliates pada divisi tersebut. Sebuah perubahan karier secara vertikal yang cukup signifikan bagi Dewi kala itu.

Berbeda dari peran sebelumnya, sebagai Head of Strategic Partnership and Affiliates, Dewi memiliki tanggung jawab untuk mendukung pertumbuhan perusahaan melalui kemitraan strategis dan afiliasi yang saling menguntungkan antara Lazada dan para mitra.

Sebagai pemimpin di divisinya, Dewi juga memiliki tugas membantu pengembangan tim secara pribadi dan profesional.

Pengalaman baru

Selama berkarier di Lazada, ia mendapatkan banyak pengalaman baru. Salah satunya adalah pengalaman penggunaan teknologi untuk bisa bekerja dari mana saja.

Lazada menggunakan teknologi digital terkini yang memungkinkan karyawan untuk bekerja dan berkolaborasi dari mana saja secara mulus.

“Walaupun tim tersebar di berbagai tempat, teknologi di Lazada membuat kami bisa bekerja sama dengan baik secara real-time,” kata Dewi.

Salah satu hal yang menarik selama Dewi bekerja di Lazada adalah tersedianya program Lazada Employee Assistance Program (LEAP). Melalui program ini, karyawan bisa berkonsultasi kesehatan mental secara gratis.

 

Para pekerja Lazada Indonesia sedang meeting. DOK. Lazada Indonesia. Para pekerja Lazada Indonesia sedang meeting.

Dewi menilai, program LEAP amat penting bagi karyawan, khususnya selama pandemi Covid-19. Pasalnya, pandemi bisa mengubah cara pandang banyak orang tanpa disadari.

“Hal itu bisa berdampak pada kesehatan mental seseorang karena keharusan untuk mengurangi sosialisasi,” ujarnya.

Dewi melanjutkan bahwa setiap tahun Lazada terus meningkatkan meningkatkan program pengembangan karyawan mengikuti kebutuhan karyawan dan juga kebutuhan industri. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas karyawan, baik secara profesional dan personal.

Pengembangan karyawan

Dewi menilai, pengembangan diri dan pribadi sama pentingnya dengan pengembangan karier dan profesional. Bahkan, Lazada sudah memulai program pengembangan diri bagi karyawan baru.

Karyawan baru langsung masuk program orientasi untuk mempercepat proses integrasi karyawan dengan ekosistem dan lingkungan kerja di Lazada melalui buddy system.

Selain itu, Lazada juga memiliki program pembelajaran intensif untuk seluruh karyawan terkait hard skill dan soft skill.

“Kantor (Lazada) menyediakan berbagai program training untuk karyawan yang bisa dipilih sendiri tergantung dari minat karyawan masing-masing,” tutur Dewi.

Baca juga: Berdayakan UMKM Jateng, Lazada Hadirkan AKAR Digital

Lazada, lanjut Dewi, dapat menjadi tempat ideal bagi generasi Z untuk mengembangkan diri. Pasalnya, Lazada membuka peluang bagi siapa pun untuk dapat meraih puncak karier tanpa memandang gender.

Prinsip kesetaraan gender diterapkan secara baik di ekosistem dan lingkungan kerja Lazada. Menurutnya, penilaian karyawan murni dilihat dari kinerja masing-masing karyawan dengan parameter yang jelas dan seragam untuk seluruh karyawan sesuai dengan levelnya.

Untuk mendukung kemajuan karier karyawan, baik secara vertikal maupun horizontal, Lazada memiliki program individual development program (IDP). Program ini untuk mengarahkan jalur karier karyawan di area atau bidang yang diinginkan sesuai dengan ritme yang diinginkan oleh karyawan sendiri.

Sebagai contoh, jika ada karyawan yang ingin menempati posisi manajer di masa mendatang, IDP akan menyiapkan serangkaian program pengembangan dan pelatihan sesuai kapasitas posisi tersebut, baik secara personal maupun profesional.

“Hal tersebut dilakukan melalui program pengembangan diri yang terstruktur dan langsung terkoneksi dengan program penilaian kinerja tahunan dan persetujuan atasan,” kata Dewi.

Dewi pun berpesan kepada generasi Z agar jangan ragu mengembangkan karier di e-commerce. Pasalnya, perusahaan perdagangan elektronik ini memiliki jenjang karier yang luas, baik secara vertikal maupun horizontal.

Menurutnya, bekerja di e-commerce memang menarik dan memiliki lingkungan kerja yang dinamis. Hal ini menuntut setiap karyawan untuk bekerja secara dinamis.

Lazada bisa menjadi tempat meniti karier sekaligus tempat belajar bagi generasi muda Indonesia. Kuncinya, karyawan bersedia bekerja secara cerdas dan tidak lekas putus asa.

“Dengan mindset tepat dan semangat untuk terus belajar dan berkembang, anak muda pasti bisa sukses di Lazada,” ujarnya.

Sebagai informasi, berbagai pendiri start-up di Asia Tenggara ternyata banyak yang merupakan “lulusan” Lazada. Jadi, jangan ragu untuk mencoba berkarier di e-commerce, termasuk di Lazada.


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com