JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup melemah pada sesi perdagangan Rabu (24/8/2022) hari ini. Rupiah terus bergerak di zona negatif, setelah sempat menguat pasca pembukaan perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan hari ini, nilai tukar uang Garuda terhadap dollar AS ditutup melemah 10,5 poin atau 0,07 persen ke level Rp 14.848 per dollar AS.
Mata uang Garuda sebenarnya sempat menyentuh level Rp 14.822 per dollar AS pasca pembukaan perdagangan, sebelum akhirnya terkoreksi dan bergerak di zona merah.
Berbeda, mengacu kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah berada pada level Rp 14.851 per dollar AS pada Rabu hari ini, menguat dari posisi Selasa (23/8/2022) sebesar Rp 14.893 per dollar AS.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Pagi Hari Bergerak Fluktuatif Cenderung Melemah
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dollar AS menguat terhadap sejumlah mata uang, termasuk rupiah, imbas dari kekhawatiran investor terhadap kondisi di China yang tengah mengalami kekurangan pasokan listrik.
"Krisis listrik terjadi pada saat ekonomi China sudah terhuyung-huyung dari penutupan terkait Covid," kata dia, dalam risetnya, Rabu.
Selain itu, investor juga tengah menanti pidato Gubernur The Federal Reserve, Jerome Powell, dalam pertemuan Jackson Hole Symposium. Pertemuan tahunan itu dinanti pasar, untuk mengetahui secara lebih pasti terkait arah kebijakan moneter Negeri Paman Sam.
"Pedagang secara luas mengharapkan Powell untuk mempertahankan sikap hawkish-nya, yang akan menandai kenaikkan suku bunga yang lebih tajam tahun ini," ujar Ibrahim.
Baca juga: BI Menaikkan Suku Bunga Acuan, Nilai Tukar Rupiah Langsung Menguat
Penguatan indeks dollar AS terhadap dollar AS sedikit dapat diredam oleh sentimen kenaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Keputusan BI untuk mengkerek BI7DRR diproyeksi dapat meredam laju inflasi yang berpotensi melesat akibat kenaikkan harga BBM subsidi.
"Ini merupakan pilihan yang tepat ketimbang BI menunggu inflasi naik dulu," ucap Ibrahim.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.