Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Suntikan APBN, Garuda Bakal Miliki 120 Pesawat di Akhir 2022

Kompas.com - 25/08/2022, 01:03 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan pesawat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan bertambah hingga mencapai 120 unit di akhir 2022.

Erick Thohir menjelaskan pemerintah telah berhasil merestrukturisasi Garuda melalui penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) sehingga BUMN penerbangan tersebut dapat melakukan ekspansi secara lebih sehat.

"Salah satu indikasinya yang akan kita lakukan setelah selesai PKPU putusan, pemerintah akan kembali membantu PMN (penyertaan modal negara) sebesar Rp 7,5 triliun yang sebenarnya sudah diputuskan hampir 1,5 tahun lalu sebelum waktu itu kondisi Covid-19 terjadi," ujar dia dikutip dari Antara, Kamis (25/8/2022).

Penambahan jumlah pesawat, kata Erick, juga sejalan dengan momentum pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.

Baca juga: Gaya Hidup Mewahnya Disorot, Berapa Gaji Brigjen Hendra Kurniawan?

Selain itu, dengan bertambahnya pesawat, ia mengharapkan dapat menekan harga tiket pesawat komersial yang melonjak dalam beberapa waktu terakhir.

"Ini akan mulai menambah jumlah pesawatnya kembali di mana yang sekarang Garuda dan Citilink jumlahnya hanya 61, di akhir tahun akan mencapai angka 120. Nah, keseimbangan ini yang kita harapkan juga bisa memperbaiki tiket harga nasional," kata dia.

Erick Thohir juga menjamin pengadaan pesawat untuk Garuda akan sesuai dengan harga sewa berdasarkan mekanisme pasar.

“Selain itu juga, kita pastikan pesawat-pesawat yang baru ini harga sewanya sesuai dengan harga pasar, tidak harga yang seperti sebelumnya, yang terindikasi, bahkan sudah ada istilah tersangka untuk kasus korupsi untuk di Garuda,” ujarnya.

Baca juga: Mendag Beberkan Biang Kerok Harga Telur Tembus Rp 31.000/Kg

Adapun terkait melonjaknya harga tiket pesawat, Presiden Jokowi telah memerintahkan Erick Thohir dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Jokowi tidak ingin kenaikan harga tiket pesawat menambah laju inflasi nasional yang sudah mencapai 4,94 persen secara tahunan hingga Juli 2022.

Karena itu, Presiden meminta Garuda menambah armadanya agar mampu menambah volume penerbangan sehingga dapat menekan harga tiket pesawat.

“Meski tidak mudah karena harga avtur internasional juga tinggi,” ujar Presiden Jokowi pada 18 Agustus 2022.

Baca juga: Syarat Bikin SKCK, Biaya, dan Tahapannya di Kantor Polisi ataupun Online

Upaya Kemenhub

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengerahkan tiga jurus untuk stabilkan harga tiket pesawat yang sudah beberapa bulan ini mengalami kenaikan. Sebab kenaikan tiket pesawat ini menjadi salah satu penyebab inflasi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya akan terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan seperti Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Pemerintah Daerah, operator penerbangan, dan pihak terkait lainnya.

Dia pun merincikan sejumlah strategi yang secara konsisten dilakukan Kemenhub untuk menurunkan harga tiket pesawat:

Budi mengatakan, pihaknya telah meminta kepada para maskapai agar melakukan efisiensi dan inovasi untuk mengelola harga tiket pesawat supaya lebih terjangkau. Salah satunya dengan memberikan diskon tiket pesawat.

Baca juga: Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru 2022 Lengkap Semua Stasiun

“Melakukan efisiensi, memberikan diskon dan tarif yang lebih murah di waktu-waktu tertentu, dan inovasi-inovasi lainnya,” ujar Budi dalam keterangan tertulis.

Tidak hanya dari segi harga, Kemenhub juga berupaya untuk memaksimalkan tingkat okupansi atau keterisian pesawat di waktu-waktu tertentu. Untuk melaksanakannya, Kemenhub bekerjasama bersama pemerintah daerah, maskapai, dan penumpang.

Pasalnya, di waktu-waktu tertentu seperti di hari kerja, tingkat okupansi penumpang pesawat hanya 50 persen. Nah okupansi ini dapat dimaksimalkan lagi dengan cara pemberian diskon atau penurunan harga tiket pesawat di waktu-waktu sepi penumpang tersebut.

“Maskapai harus mempromosikan diskon atau menurunkan harga karena demand yang rendah. Masyarakat bisa memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk mendapatkan tiket yang lebih murah," ungkap Budi Karya.

Baca juga: Mengintip Besaran Gaji Sipir Penjara Lulusan SMA di Kemenkumham

"Sehingga tingkat keterisian penumpang akan semakin meningkat dan harga tiketnya stabil, dan secara kumulatif pendapatan maskapai meningkat dan akan memberi ruang agar tidak mengenakan tarif batas atas pada waktu puncak,” jelas dia lagi.

Tak hanya maskapai penerbangan, Budi Karya juga meminta masing-masing pemda berikan subsidi untuk turunkan harga tiket pesawat. Dengan cara melakukan block seat, di mana Pemda menjamin tingkat okupansi agar bisa lebih dari 60 persen.

"Contohnya yang dilakukan pemda di Toraja, Sulawesi Selatan. Mereka memberikan dukungan kepada maskapai sehingga tingkat keterisian bisa di atas 70 persen dan maskapai bisa terus melayani rute tersebut dengan harga yang terjangkau, karena kepastian okupansinya,” kata dia.

Baca juga: Harga Telur Termahal Sepanjang Sejarah, Mendag: Enggak Seberapa, Jangan Diributkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com