Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Target Pelita Air: Tahun Ini Terbangkan 8 Pesawat, Tahun Depan 20 Pesawat

Kompas.com - 25/08/2022, 03:42 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan maskapai Pelita Air Service dapat menerbangkan 20 pesawat pada pertengahan 2023.

"Insya Allah tahun ini bisa menerbangkan delapan pesawat, dan nanti pada pertengahan tahun depan bisa 20 pesawat," ujar Erick Thohir dilansir dari Antara, Kamis (25/8/2022).

Erick Thohir mengatakan, memang tentu mekanisme dari dunia usahanya membutuhkan jumlah pesawat, hal ini yang coba didorong oleh Kementerian BUMN.

Kementerian BUMN sendiri sudah memberanikan diri untuk menerbangkan Pelita Air Service hanya dengan total tiga pesawat.

Baca juga: Gaya Hidup Mewahnya Disorot, Berapa Gaji Brigjen Hendra Kurniawan?

Sebelumnya, Erick Thohir mengatakan Pelita Air disiapkan untuk target penumpang milenial yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia.

Konsep dan target yang dibangun Pelita Air sengaja dibuat berbeda dengan maskapai yang sudah ada. Pelita Air akan terus menambah pesawat, dengan konsep-konsep kekinian. Bagaimana mereka punya layanan dalam arti lebih simpel, dalam penyediaan makanan maupun entertaiment flight-nya juga menarik.

Erick Thohir berpesan agar Pelita Air dan maskapai lainnya untuk saling menunjang untuk kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia.

Kehadiran Pelita Air merupakan bentuk intervensi pemerintah dalam mewujudkan keseimbangan ekonomi di industri pesawat terbang Tanah Air, terlebih dengan melonjaknya harga tiket pesawat saat ini.

Baca juga: Kenapa PNS Selalu Naik Garuda saat Perjalanan Dinas?

Dia menyampaikan harapan besar dari pemerintah kepada Pelita Air untuk menjadi paradigma baru industri penerbangan Indonesia.

Erick meminta dan mengharuskan Pelita Air menjadi salah satu tulang punggung pembangunan industri penerbangan domestik. Pelita Air harus menjadi bagian dalam menyehatkan industri pesawat terbang di Indonesia.

PMN Garuda

Dalam kesempatan yang sama, Erick Thohir menyebutkan pesawat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk akan bertambah hingga mencapai 120 unit di akhir 2022.

Erick Thohir menjelaskan pemerintah telah berhasil merestrukturisasi Garuda melalui penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) sehingga BUMN penerbangan tersebut dapat melakukan ekspansi secara lebih sehat.

Baca juga: Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru 2022 Lengkap Semua Stasiun

"Salah satu indikasinya yang akan kita lakukan setelah selesai PKPU putusan, pemerintah akan kembali membantu PMN (penyertaan modal negara) sebesar Rp 7,5 triliun yang sebenarnya sudah diputuskan hampir 1,5 tahun lalu sebelum waktu itu kondisi Covid-19 terjadi," ujar dia.

Penambahan jumlah pesawat, kata Erick, juga sejalan dengan momentum pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.

Selain itu, dengan bertambahnya pesawat, ia mengharapkan dapat menekan harga tiket pesawat komersial yang melonjak dalam beberapa waktu terakhir.

"Ini akan mulai menambah jumlah pesawatnya kembali di mana yang sekarang Garuda dan Citilink jumlahnya hanya 61, di akhir tahun akan mencapai angka 120. Nah, keseimbangan ini yang kita harapkan juga bisa memperbaiki tiket harga nasional," kata dia.

Baca juga: Syarat Bikin SKCK, Biaya, dan Tahapannya di Kantor Polisi ataupun Online

Erick Thohir juga menjamin pengadaan pesawat untuk Garuda akan sesuai dengan harga sewa berdasarkan mekanisme pasar.

“Selain itu juga, kita pastikan pesawat-pesawat yang baru ini harga sewanya sesuai dengan harga pasar, tidak harga yang seperti sebelumnya, yang terindikasi, bahkan sudah ada istilah tersangka untuk kasus korupsi untuk di Garuda,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com