Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Acuan Naik, Ini Jurus CIMB Niaga Finance Jaga Bisnis Tetap Kompetitif

Kompas.com - 25/08/2022, 09:15 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT CIMB Niaga Auto Finance (CIMB Niaga Finance) (CNAF) mengatakan peningkatan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen akan berdampak ke bisnis pembiayaan.

Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance Ristiawan Suherman mengatakan, perseroan juga akan menyesuaikan tingkat bunga segera setelah mendapatkan tingkat pendanaan perusahaan turut terkerek.

"Kami tidak bisa bertahan lama, segera mungkin setelah kami dapat pendanaan itu lebih mahal, kita juga akan menaikkan suku bunga," kata dia kepada media, Rabu (24/8/2022).

Baca juga: BI Rate Naik, BRI Bersiap Kerek Suku Bunga Kredit

Namun demikian, ia menambahkan, pengenaan kenaikan suku bunga untuk nasabah CNAF akan bervariasi.

Adapun, kenaikan suku bunga yang diterapkan CIMB Niaga Auto Finance bakal mengikuti profil nasabah. Untuk nasabah dengan profil risiko baik bisa jadi hanya mengalami sedikit kenaikan suku bunga. Atau, bahkan dalam kondisi tertentu bisa jadi tidak ada kenaikan.

"Karena risiko atau cost of credit juga kecil buat kami, jadi cross subsidi. Kami tidak naikkan bunga lebih tinggi, tapi risikonya terkompensasi," terang dia.

Sementara, untuk debitor dengan profil risiko menengah ke atas akan mengalami kenaikan suku bunga sesuai tingkat pendanaan yang didapatkan perusahaan.

Baca juga: BI Rate Naik, BNI Tidak Langsung Naikkan Suku Bunga Kredit

Peningkatan suku bunga oleh CIMB Niaga Auto Finance sendiri diprediksi akan mulai berjalan dalam waktu sebulan ke depan. Pasca itu, CNAF akan menerapkan risk based pricing untuk nasabah-nasabahnya.

Meskipun begitu, Ristiawan menyebut, kenaikan suku bunga acuan BI akan memberikan tantangan tersendiri untuk perusahaan pembiayaan.

Menghadapi tren kenaikan suku bunga acuan, perusahaan pembiayaan mungkin akan mengalami pelandaian pembiayaan baru dan profitabilitas. Dalam waktu yang sama, ada kemungkinan kenaikan non-performing financing (NPF).

"(Semester 2) ini rada harus hati-hati, apalagi BBM ada rumor naik, inflasi akan kena. Kalau pada awal tahun ini target pembiayaan (CNAF) sampai menembus Rp 10 triliun, sekarang kami coba hitung lagi. Takutnya kemampuan bayar (nasabah) yang akan kena," tandas dia.

Sebagai informasi, CIMB Niaga Auto Finance mencatat pembiayaan baru (booking) sebesar Rp 4,47 triliun pada semester I tahun 2022.

Angka tersebut naik sebesar 103 persen secara tahunan (yoy), dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 sebesar Rp 2,20 triliun.

Selain itu, perseroan berhasil membukukan laba sebelum Pajak atau PBT (profit before tax) sebesar Rp 246 miliar. Angka tersebut naik sebesar 90 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan semester I tahun 2021 sebesar Rp 129 miliar.

Sementara sampai semester I-2022, saat ini total aset CIMB Niaga Auto Finance telah mencapai Rp 6,49 triliun.

Baca juga: Suku Bunga BI Naik, Sinyal Kuat Kenaikan Harga BBM Subsidi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com