JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi buka suara soal biaya pembangunan proyek MRT Jakarta fase 2 North-South, Bundaran HI hingga Ancol Barat bengkak menjadi Rp 26 trilin dari sebelumnya sebesar Rp 22,5 triliun.
Budi mengatakan, biaya pembangunan MRT Jakarta fase 2 bengkak karena beberapa hal seperti di kawasan proyek terdapat bangunan tua dan permukaan air tanah.
"Itu loan ya, di daerah utara itu memang setelah diselidiki ada hal-hal atau obstacle yang membuat harga lebih naik karena apa? Di sana bangunan tua dan muka air tanah itu tinggi," kata Budi di Gedung DPR, Rabu (24/8/2022).
Baca juga: Menko Airlangga Sebut Proyek MRT Jakarta Fase 2 Bengkak Jadi Rp 26 Triliun
Meski demikian, Budi mengatakan, sudah meminta tim untuk melakukan evaluasi terkait kendala-kendala tersebut.
"Pak Presiden Jokowi memberikan perhatian juga bahwa angka dari kontruksi ini tidak boleh terlalu tinggi," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, biaya pembangunan MRT Jakarta fase 2 bengkak menjadi Rp 26 trilin dari sebelumnya sebesar Rp 22,5 triliun.
"Proyek strategis MRT yang north south tadi dilaporkan bahwa ada kenaikan project cost dari Rp 22,5 triliun menjadi Rp 26 triliun," ujarnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui saluran YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (24/8/2022).
Baca juga: Ketika Erick Thohir Bandingkan Bengkak Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Vs MRT Jakarta...
Ia menyebutkan, pembengkakan biaya pembangunan MRT Jakarta HI-Ancol Barat disebabkan oleh kompleksitas konstruksi, serta kondisi lahan yang jadi area pembangunannya. Terlebih pembangunan berada di area wisata Kota Tua Jakarta.
"Ini juga masuk di dalam Kota Tua sehingga tentunya perlu untuk lebih berhati-hati secara struktur," kata dia.
Menurut dia, panjang MRT North-South ini adalah 12,3 kilometer dan seluruhnya dibangun di bawah tanah (underground). Kondisi itu berbeda dengan yang sebelumnya direncanakan sepanjang 15,7 kilometer, di mana 15,7 kilometer di bawah tanah dan 10 15,7 kilometer jalur layang (elevated).
Airlangga menambahkan, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyarankan untuk mempertimbangkan titik akhir yang semula direncanakan di Ancol Barat beralih ke lokasi lain, sebab di lokasi itu masih terdapat kendala lahan. Alternatifnya, bisa di wilayah Ancol ataupun kawasan Marina.
"Arahan Bapak Presiden tentu untuk melihat titik akhir proyek ini karena titik akhirnya yang direncanakan sekarang di Ancol Barat, itu masih ada beberapa masalah lahan sehingga diminta dipertimbangkan kalau ini katakanlah dicarikan alternatif lain," kata dia.
Baca juga: Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Setara Bangun 114 Km MRT Jakarta Fase I
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.