KOMPAS.com - Di tengah kondisi anomali cuaca pada musim kemarau saat ini, banyak petani mengalami penurunan produktivitas secara signifikan karena panen yang dihasilkan tidak maksimal.
Oleh karena itu, petani perlu melakukan berbagai upaya meningkatkan produksi panen. Salah satunya adalah dengan memastikan pupuk yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal. Dengan cara itu, petani dapat menghasilkan panen yang maksimal sekalipun dengan modal yang minim.
Baca juga: Program Tata Kelola Lingkungan Pupuk Kaltim Raih Properda Emas Pemprov Kalimantan Timur
Poin penting pemaksimalan pupuk itu dijelaskan dalam webinar yang diadakan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) berjudul “PKT Menyapa Petani: Cerdas Budidaya Tanaman Lewat Pemupukan Berimbang” pada Rabu (24/8/2022). Webinar ini digelar untuk mengedukasi petani yang mengeluhkan hasil panen yang tidak maksimal.
Pada webinar tersebut dijelaskan bahwa umumnya hasil panen tidak optimal karena para petani kurang memahami dengan benar cara pemupukan yang tepat. Permasalahan tersebut pun menyebabkan petani gagal panen akibat ledakan hama dan penyakit yang menyerang tanaman.
Untuk menyiasati hal tersebut, para petani perlu menyesuaikan kebutuhan tanaman, baik dari tanaman yang ada maupun status hara dalam tanah. Tujuannya, agar petani tak hanya bisa mendapatkan keuntungan, tapi juga dapat mengefisienkan waktu, tenaga, serta biaya.
Baca juga: 3 Langkah Pemupukan Berimbang untuk Cegah Gagal Panen
Untuk memaksimalkan manfaat pupuk serta meningkatkan hasil panen, salah satu narasumber dari penyuluh petani, Rudy Prambudi, membagikan tip dan langkah-langkah pemupukan berimbang.
Pertama, Rudy menjelaskan bahwa petani harus memperhatikan karakteristik jenis tanah terlebih dulu. Sebab, kadar power of hydrogen (pH) dalam setiap tanah tidak sama. Oleh sebab itu, petani harus memeriksanya terlebih dahulu dengan menggunakan dolomit.
“Dengan melakukan penyesuaian tersebut, hasil tanaman diharapkan bisa bagus. Tak hanya itu, tanah juga memiliki berbagai jenis, seperti tanah berpasir, tanah hitam, dan tanah berbatu. Agar hasil tanaman bisa bagus, penting juga memperhatikan kondisi tanah dengan jenis tanaman yang akan ditanam,” kata Rudy dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (25/8/2022).
Baca juga: Produktivitas Tanaman Pangan Didorong dengan Pupuk Berimbang
Pengecekan kadar pH sangat penting dilakukan sebelum menanam bibit. Alasannya, kata Rudy, karena beberapa jenis sayuran dan buah, seperti semangka dan melon, memiliki karakteristik akar yang lemah. Oleh karena itu, tanaman ini memerlukan tanah yang lembut dan berpasir, tidak bisa di tanah yang keras.
Kedua, petani tidak perlu langsung mengobati daun yang kuning. Kadang kala, ada petani yang melakukan pengobatan ekstra saat tanaman mulai terkena hama.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.