Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AGROINDUSTRI

Sering Gagal Panen? Siasati Budi Daya Tanaman Minim Modal lewat Pemupukan Berimbang

Kompas.com - 25/08/2022, 17:33 WIB
Rindu Pradipta Hestya,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

Keberhasilan itu dialami oleh salah satu petani milenial asal Jember, Jawa Timur, Iqbal Abipraya. Menurutnya, pemupukan berimbang yang diterapkan dapat memberikan keuntungan karena hasilnya yang baik dan hemat biaya. Ia pun merasakan sendiri hasil positif dari pemupukan berimbang.

“Saat panen pertama, saya melihat hasil yang jauh berbeda ketimbang menggunakan pupuk lainnya. Dengan sifat NPK Pelangi sebagai pupuk majemuk slow release, ketersediaan pupuk dalam tanah selalu ada dan sangat bagus untuk pertumbuhan daun, batang, serta buah tanaman sehingga buah semangka pun lebih besar,” kata Iqbal.

Lebih lanjut, Iqbal menjelaskan bahwa untuk satu kali masa tanam, tanaman bisa dipanen dengan rata-rata 35 hingga 40 ton per hektare. Padahal, sebelum menggunakan NPK Pelangi, lahannya hanya mampu menghasilkan 30 ton per hektare.

PKT dan program Makmur hadirkan ekosistem pertanian kondusif

Kesuksesan petani untuk bisa menjadi produktif tak terlepas dari pendampingan dan penyuluhan berkelanjutan yang dilakukan. Hal itu mendasari salah satu program yang diinisiasi PKT sejak 2020, yakni program Makmur.

Program tersebut dinilai dapat meningkatkan pemberdayaan petani sekaligus produktivitas pertanian di Indonesia lewat kehadiran ekosistem pertanian yang kondusif.

Baca juga: Pupuk Kaltim Bantu Petani Kembangkan Usaha Pertanian lewat Program Ini

“Berdasarkan studi yang dilakukan, petani Indonesia dihadapkan oleh sejumlah tantangan, seperti akses permodalan yang minim, kekurangan fasilitas sarana produksi, serta (rendahnya) pemahaman terhadap kebutuhan pasar dan jaminan pasar untuk beberapa komoditas utama,” kata staf Senior Vice President (SVP) Transformasi Bisnis PKT Yusva Sulistyo.

Sejak awal, Yusva menjelaskan bahwa program Makmur dijalankan untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendorong kesejahteraan petani melalui pendekatan menyeluruh. Hal ini meliputi kemudahan akses modal dan sarana pertanian hingga pendampingan serta edukasi.

Baca juga: Ketersediaan Pupuk Subsidi Menipis, Mentan SYL Ajak Petani Tingkatkan Penggunaan Pupuk Organik

“Kami berharap, kehadiran (program) Makmur tidak hanya untuk menjawab tantangan produktivitas pertanian, tetapi juga menjamin pertanian berkelanjutan,” jelasnya.

Dalam praktiknya, Yusva menambahkan bahwa Makmur terus mengintegrasikan mekanisme pertanian dengan teknologi pertanian. Salah satunya, melalui peralatan pertanian modern (combine harvester dan transplanter), penyemprotan pestisida menggunakan drone, dan penerapan aplikasi i-Farm untuk geo tagging serta cara budi daya.

“Dengan begitu, diharapkan kemajuan pertanian di Indonesia bisa semakin terwujud,” ujar Yusva. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com