Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peternak Minta Bansos Tak Dirapel 4 Bulan agar Harga Telur Ayam Stabil

Kompas.com - 25/08/2022, 19:45 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comPeternak telur ayam meminta pemerintah agar penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) maupun Bantuan Sosial (Bansos) tidak didistribusikan secara serentak.

Sebab dengan didistribusikan BNPT atau Bansos secara serentak dinilai menjadi penyebab harga telur ayam menjadi mahal.

"Ini yang paling menyebabkan naik (harga telur ayam) karena cairnya BPNT atau Bansos yang dirapel sehingga permintaan melebihi produksi. Ini yang menjadi kehkawatiran agen tidak kebagian telur, maka mereka menaikan harga," ujar peternak telur ayam asal Kendal Suwardi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/8/2022).

"Oleh sebab itu, kami dari peternak telur meminta agar realisasi BPNT setiap bulan tidak serentak sehingga menimbulkan kepanikan akhirnya harga dimainkan oleh oknum yang memanfaatkan momen ini," sambungnya.

Baca juga: Penyebab Naiknya Harga Telur Menurut Kemendag, Naiknya Permintaan gara-gara Pelonggaran PPKM

Suwardi memprediksi harga telur bisa kembali normal pada awal September 2022.

Mengutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur ayam per Rabu (24/8/2022) secara rata-rata di nasional bertengger di Rp 30.850 per kilogram.

Angka ini telah naik yang sebelumnya per tanggal 18 Agustus 2022 dibanderol Rp 30.350, kemudian naik keesokan harinya menjadi Rp 30.450, dan per tanggal 22 Agustus 2022 naik menjadi Rp 30.700 per kilogram.

Baca juga: Mendag Zulhas Prediksi Harga Telur Ayam Bisa di Bawah Rp 30.000 Per Kilogram di Akhir September

Harga kembali normal jika stok telur bertambah

Hal serupa juga diamini oleh peternak telur asal Blitar Rofi. Dia mengatakan, kenaikan harga telur terjadi lantaran adanya Bansos dari pemerintah sehingga membuat permintaan telur ayam meningkat.

"Penyebab paling dominan adalah kenaikan demand karena untuk bansos sembako dan PKH seluruh daerah yang pencairan dirapel untuk 4 bulan, Juni sampai September 2022," ujar Rofi.

Dia juga memprediksi harga akan normal kembali seiring mulai bertambahnya stok telur ayam.

Baca juga: Harga Telur Ayam Tertinggi Sepanjang Sejarah, Rp 31.000 Per Kg, gara-gara Bansos?

"Mungkin di Oktober- Desember 2022 mulai normal, dimana replacement peternak mikro UMKM dan besar dimulai bulan Maret, April, dan Mei 2022 saat harga telur sudah di posisi HPP, dan butuh waktu 7-8 bulan bisa diproduksi," jelasnya.

Walau demikian dia berharap agar pemerintah bisa segera menetapkan harga acuan baru untuk telur di kelas peternak telur Rp 22.000-24.000 per kilogram.

"Sebaiknya harga acuan baru untuk telur di kelas peternak telur Rp 22.000-24.000 per kilogram ditetapkan oleh Bapanas sebagai langkah konkret adanya keseimbagan baru harga komoditi pakan dan pangan global," pungkas Rofi.

Baca juga: Ketika Komisi VI DPR Peringatkan Mendag Zulhas Soal Kenaikan Harga Telur...

 

Program bansos "digoreng" oknum

Sebelumnya, Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN) Alvino Antonio mengatakan, salah satu alasan mengapa harga telur ayam naik adalah karena adanya program Bantuan Sosial alias Bansos dari pemerintah yang sengaja dimanfaatkan oleh oknum untuk menaikan harga.

"Pemerintah mengadakan bansos, ada berupa minyak goreng, telur, dan daging ayam ke masyarakat. Tentu dengan adanya bansos ini, demand untuk telur naik yang membuat stoknya dikit. Nah ini sengaja dimanfaatkan "digoreng" supplier menaikan harga yah hukum ekonomi lah," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/8/2022).

"Sebenarnya tujuan bansos ini juga membantu peternak menyerap telurnya agar harga tidak anjlok. Tapi yah memang dugaan kami ada yang sengaja menggoreng," sambung dia.

Adapun harga telur ayam saat ini di pasaran, kata Alvino, tembus Rp 30.000-an per kilogram.
Menurutnya, kenaikan harga telur ayam saat ini adalah kenaikan tertinggi dalam sejarah.

"Iya benar, ini paling tinggi (harga telur) dalam sejarah. Tembus Rp 30.000-an di pasar," ungkapnya.

Kata Mendag, program bansos sebabkan harga telur naik

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) sebelumnya menyebut permintaan telur yang besar untuk program bansos dari Kemensos penyebab naiknya harga telur ayam di pasaran.

"Kemensos juga untuk keperluan bansos dirapel tiga bulan dan bantuannya itu dari bentuk telur. Telur kalau (stok) kurang dikit harga jadi naik," kata Mendag Zulhas usai menghadiri Rapat Kerja Komisi VI DPR dengan Menteri BUMN dan Menteri Perdagangan, Kamis (24/8/2022).

Selain itu, naiknya harga telur juga diakibatkan pengusaha besar melakukan afkir dini atau memotong induk petelur agar tidak bertelur lagi.

"Harga turun jauh sekali menjadi Rp 26.000 buat beberapa pengusaha ini tidak rugi memang, tapi ini tidak layak. Makanya, beberapa ini pengusaha besar juga melakukan afkir dini," jelasnya.

Mendag zulhas menyatakan, pada akhir September 2022, harga telur ayam bisa mencapai di bawah Rp 30.000 per kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com