Oleh sebab itu, Endang berpesan, penting juga bagi ibu hamil untuk dapat mengonsumsi jenis makanan yang mengandung protein hewani setiap hari demi kebaikan ibu sendiri maupun calon buah hati.
Sementara itu, Kepada Dinkes Sragen Hargiyanto mengatakan Pemkab telah menyadari bahwa kerja kolaborasi adalah kunci untuk bisa mempercepat penurunan stunting di Sragen, baik dalam pelaksanaan intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif.
Dia menyebut, Dinkes Sragen jelas tak bisa berjalan sendiri dalam mengupayakan penanganan masalah kesehatan ini. Intervensi stunting melainkan harus dilakukan dengan pendekatan multisektor.
Untuk semakin memperkuat komitmen kerja sama dalam menangani stunting di Bumi Sukowati, Pemkab Sragen yang terbaru telah menggelar acara Rembug Stunting dan Pengukuhan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada Juni lalu.
Baca juga: Merokok Bisa Tingkatkan Prevalensi Stunting di Indonesia
Hargiyanto menjelaskan Rembug Stunting 2022 dimaksudkan untuk menyepakati titik lokasi prioritas percepatan penurunan stunting terintegrasi tahun 2023. Forum itu menyepakati ada tambahan 10 desa yang menjadi lokus penanganan stunting di Sragen untuk tahun depan. Dengan ini, Sragen akan memiliki 52 desa lokus stunting.
Selain itu, Rembug Stunting tersebut diadakan untuk menyepakati kebutuhan pendanaan, memastikan komitmen OPD terkait yang akan dituangkan dalam Renja 2023, serta memastikan peningkatan alokasi APBDes tahun 2023 bagi Desa yang ditetapkan sebagai prioritas penurunan angka stunting.
“Dalam acara ini dilakukan juga penandatanganan komitmen bersama dalam upaya percepatan penurunan stunting termasuk oleh Bupati Sragen dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Sekda Tatag Prabawanto, dan ODP terkait," jelas dia.
Hargiyanto menyatakan, dalam upaya melawan stunting, Pemkab Sragen juga sangat membutuhkan dukungan dari pihak swasta.
Dinkes sendiri telah merancang program bertajuk Bapak Asuh yang diharapkan dapat diikuti oleh berbagai instansi atau perusahaan swasta di Sragen untuk membantu melawan stunting. Lewat program tersebut, pihak swasta yang mau terlibat nantinya akan diberikan wewenang untuk mengasuh satu posyandu.
"Kami membuka tangan bagi teman-teman di swasta. Misalnya, PT Japfa Comfeed (JAPFA) yang selama ini telah aktif mendukung program pemerintah di Sragen. Ketika ikut menjadi Bapak Asuh, perusahaan akan membina posyandu. Di sana, perusahaan diharapkan bisa ikut melakukan berbagai intervensi, apakah itu dengan menyumbang PMT, mengadakan edukasi gizi, atau mendatangkan dokter dalam pertemuan," ungkap dia.
Baca juga: Menkes Sebut Potensi Bayi Stunting Rendah bila Ditangani Sebelum Kelahiran
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.