2. Pertumbuhan kredit perbankan terganggu
Lantaran bunga kredit bank naik, maka akan berdampak pada pertumbuhan kredit perbankan. Sebab, dengan bunga kredit yang naik akan membuat masyarakat enggan mengambil pinjaman di perbankan.
Ditambah, perbankan saat ini masih belum selesai dengan restrukturisasi pinjaman saat Covid-19 di mana masih ada debitur yang belum mampu melakukan pembayaran kredit meski sudah diberikan relaksasi.
"Pertumbuhan kreditnya akan terganggu, risiko NPLnya (kredit macet) akan naik," ujar Bhima.
3. Daya beli masyarakat dan bisnis tergerus
Masyarakat akan terbebani oleh bunga kredit yang mengalami kenaikan pasca BI menaikkan suku bunga acuan. Hal ini membuat masyarakat sulit untuk membeli rumah hingga kendaraan dengan sistem kredit.
"Dari sisi konsumen mau beli kendaraan motor, leasing, KPR itu juga untuk bunga floating atau mengambangnya akan jadi lebih tinggi," kata Bhima.
Sementara kenaikan suku bunga kredit ini dibarengi oleh biaya hidup sehari-hari yang semakin naik karena inflasi sehingga masyarakat akan menggerus daya beli masyarakat.
"Akhirnya kenaikan suku bunga ini akan menekan masyarakat yang paling rentan. Jadi semakin dia bergantung dengan utang, semakin berat beban hidupnya," ucapnya.
Tak hanya membebani masyarakat, kenaikan bunga kredit juga dapat menambah beban pelaku usaha. Pasalnya, pelaku usaha umumnya mendapat modal usaha untuk membeli bahan baku dari pinjaman bank.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.