JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengajak milenial untuk ikut berperan sebagai pelaku usaha pertanian dan berkontribusi untuk mengantisipasi krisis pangan dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Menurut dia, dalam menghadapi isu krisis pangan perlu dilakukan semua pemangku kepentingan termasuk peran pemuda atau milenial untuk ikut berkontribusi. Hal ini mengingat Indonesia diperkirakan akan memasuki masa bonus demografi sampai dengan tahun 2035.
“Kami berharap anak-anak muda milenial dapat bergabung menjadi pelaku usaha pertanian supaya dapat menyokong industri pertanian Indonesia,” kata Frans dalam siaran pers Minggu (28/8/2022).
Baca juga: Ini Jurus Badan Pangan Nasional Stabilkan Harga Telur Ayam
Frans menyampaikan, perang Rusia Ukraina cukup berdampak bagi Indonesia, karena sumber penghasil gandum ada di Rusia dan Ukraina. Pun demikian dengan harga pupuk yang juga ikut naik.
Oleh sebab itu, cita-cita Indonesia mencapai kedaulatan pangan, dibutuhkan dukungan insan muda untuk ikut berperan sebagai pelaku usaha pertanian, dan juga kontribusi terhadap pangan.
Dia mencontohkan, stok pangan di Singapura cukup untuk memenuhi kebutuhan, padahal Singapura negara yang tidak punya sumber pangan. Lalu bagaimana dengan Indonesia, yang sempat mengalami, kelangkaan minyak goreng.
“Contoh yang simple di dalam negeri adalah adanya gejolak minyak goreng beberapa waktu lalu, kita memastikan stok minyak goreng dalam negeri ini aman," tambah dia.
Frans mengungkapkan, peran BUMN ID FOOD bersama Stakeholders berupaya memastikan ketersediaan pangan minyak goreng. Dia bilang, situasi ketahanan pangan merupakan akumulasi dari dinamika perkembangan pangan nasional, termasuk trend pertanian global juga mempengaruhi ketahanan pangan nasional.
“Saat ini komoditas pangan yang masih bergantung pada impor adalah kedelai, bawang putih, daging dan gula. Sedangkan beras, jagung, telur ayam dan minyak goreng tingkat cadangan pangannya tergolong cukup, sehingga beberapa komoditas perlu menjadi perhatian Pemerintah untuk meningkatkan kemampuan produksi secara mandiri,” jelas dia.
Dia menambahkan, tantangan pangan di Indonesia ada dari sisi kendala industri, seperti keterbatasan lahan, kemudian prediksi iklim dan persaingan industri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.