Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Krisis Pangan, Bos BUMN Pangan Ajak Milenial Jadi Pelaku Usaha Pertanian

Kompas.com - 29/08/2022, 11:41 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengajak milenial untuk ikut berperan sebagai pelaku usaha pertanian dan berkontribusi untuk mengantisipasi krisis pangan dan mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Menurut dia, dalam menghadapi isu krisis pangan perlu dilakukan semua pemangku kepentingan termasuk peran pemuda atau milenial untuk ikut berkontribusi. Hal ini mengingat Indonesia diperkirakan akan memasuki masa bonus demografi sampai dengan tahun 2035.

“Kami berharap anak-anak muda milenial dapat bergabung menjadi pelaku usaha pertanian supaya dapat menyokong industri pertanian Indonesia,” kata Frans dalam siaran pers Minggu (28/8/2022).

Baca juga: Ini Jurus Badan Pangan Nasional Stabilkan Harga Telur Ayam

Frans menyampaikan, perang Rusia Ukraina cukup berdampak bagi Indonesia, karena sumber penghasil gandum ada di Rusia dan Ukraina. Pun demikian dengan harga pupuk yang juga ikut naik.

Oleh sebab itu, cita-cita Indonesia mencapai kedaulatan pangan, dibutuhkan dukungan insan muda untuk ikut berperan sebagai pelaku usaha pertanian, dan juga kontribusi terhadap pangan.

Dia mencontohkan, stok pangan di Singapura cukup untuk memenuhi kebutuhan, padahal Singapura negara yang tidak punya sumber pangan. Lalu bagaimana dengan Indonesia, yang sempat mengalami, kelangkaan minyak goreng.

“Contoh yang simple di dalam negeri adalah adanya gejolak minyak goreng beberapa waktu lalu, kita memastikan stok minyak goreng dalam negeri ini aman," tambah dia.

Frans mengungkapkan, peran BUMN ID FOOD bersama Stakeholders berupaya memastikan ketersediaan pangan minyak goreng. Dia bilang, situasi ketahanan pangan merupakan akumulasi dari dinamika perkembangan pangan nasional, termasuk trend pertanian global juga mempengaruhi ketahanan pangan nasional.

“Saat ini komoditas pangan yang masih bergantung pada impor adalah kedelai, bawang putih, daging dan gula. Sedangkan beras, jagung, telur ayam dan minyak goreng tingkat cadangan pangannya tergolong cukup, sehingga beberapa komoditas perlu menjadi perhatian Pemerintah untuk meningkatkan kemampuan produksi secara mandiri,” jelas dia.

Dia menambahkan, tantangan pangan di Indonesia ada dari sisi kendala industri, seperti keterbatasan lahan, kemudian prediksi iklim dan persaingan industri.

Lalu, ada juga kendala dari sisi petani, peternak, dan nelayan, daya beli dan kemampuan investasi yang terbatas, metode yang tradisional karena minimnya akses teknologi termasuk minimnya generasi penerus untuk turut serta membenahi pangan.

"Oleh karenanya butuh generasi anak muda dan milenial untuk bersama - sama berkontribusi untuk ketahanan pangan Indonesia,” imbuh Frans.

Menurut dia, fasilitas pendukung seperti gudang penyimpanan juga menjadi perhatian saat ini untuk mendukung stok pangan.

“Isu harga masih sering terjadi 3-4 kali dalam setahun, seperti telur saat ini yang telah mencapai Rp 33.000 per Kg. Sebenarnya kita punya produksi yang berlebih, tetapi tidak bisa menyimpan dan mengolahnya. Lalu kedepannya ada buah, itu mungkin buah yang sudah dipanen 8-9 bulan yang lalu, produksi petani kita sudah baik, akan tetapi di penyimpanan dan pengolahannya yang perlu kita transformasi bersama,” ujarnya.

Menurutnya, hampir sebagian besar produksi komoditi pangan Indonesia sudah lebih baik, bahkan di atas angka ketersediaan. Ia memastikan, BUMN ID FOOD berperan dalam menghadapi disrupsi pangan global, untuk memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas.

“PR kami adalah memperhatikan kesejahteraan petani, maka dari itu kami bekerja sama dengan 2 juta petani, peternak, nelayan dalam meng off-taker maupun proses onfarming terkait produk-produk mereka,” katanya.

Baca juga: Demokratisasi Pakan untuk Stabilkan Harga Pangan

Sebagai holding pangan, ID FOOD memiliki beberapa program untuk membangun ekosistem pangan nasional. Seperti, Warung Pangan untuk menyediakan produk ke warung-warung dan juga sebagai marketplace sesama penjual untuk transaksi jual dan beli. Saat ini sudah ada 3.000-5.000 mitra terutama warung, dan ditargetkan bisa mencapai 30.000 mitra.

Pada sektor Peternakan, saat ini sudah bisa memproduksi DOC Ayam dengan kontribusi 10-15 persen, dan menciptakan ekosistem untuk peternak.

Di sektor Pertanian, kontribusi ID FOOD terdapat program makmur sinergi seluruh BUMN di bidang pertanian dan lintas sektor seperti Perbankan dan Asuransi untuk membantu petani, saat ini sudah melakukan tanam sekitar 180.000 hektare untuk pangan pokok jagung, padi dan tebu targetnya adalah 2 juta hektare dalam waktu 3-4 tahun ke depan.

Baca juga: Dunia Dibayangi Krisis Pangan, RI Dorong ASEAN Bangun Rantai Pasok Berkelanjutan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com