JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meminta agar bibit kopi dapat dikembangkan di berbagai daerah. Hal itu agar Indonesia yang saat ini menduduki posisi ketiga produksi kopi dapat dengan cepat menduduki posisi pertama di dunia.
Pernyataan itu disampaikan Mentan saat meninjau nursey bibit kopi di Desa Cikandang, Kecamatan Cikajang, Garut, Jawa Barat.
"Oleh karena itu, pengembangan kopi melalui produksi benih kopi harus diwujudkan sekaligus untuk memenangkan tantangan krisis pangan dan energi di masa depan. Ekspor kopi pun meningkatkan dan kopi kita nomor satu di dunia," kata Mentan dalam siaran pers, Senin (29/8/2022).
Baca juga: IHSG Ditutup Terkoreksi Tipis, 3 Saham Ini Catatkan Koreksi Paling Dalam
Secara Nasional, luas areal kopi nasional pada Tahun 2021 mencapai 1,26 juta hektar yang terdiri dari luas kopi Perkebunan Rakyat (PR) seluas 1,23 juta hektar atau 98 persen dan Perkebunan Besar (PB) seluas 0,03 juta hektar atau 2 persen.
Berdasarkan status keadaan tanaman, luas kopi nasional terdiri dari Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) seluas 188.000 hektar dan TM (Tanaman Menghasilkan) seluas 948.000 hektar. Adapun luas areal Tanaman Tidak Menghasilkan atau Tanaman rusak (TTM/TR) mencapai 122.000 hektar.
Mentan mengatakan produksi kopi Jawa Barat terus berkembang pesat. Pada Januari-Maret 2022, total penanaman mencapai 499.000 batang. Kemudian bertambah lagi pada April-Junuari 2022 sebanyak 1,01 juta batang, Juli-September 300.000 batang dan pada Oktober-Desember mencapai 900.000 batang.
"Jawa Barat masuk sepuluh besar kawasan pengembangan Kopi di Indonesia. Termasuk Aceh, Sumut, Sumsel, Lampung, Sulsel, Bali, dan NTT," ujar Mentan.
Baca juga: BI: Ekonomi Jakarta Lebih Baik daripada Ekonomi Nasional
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Andi Nur Alam Syah menambahkan saat ini produksi kopi nasional mencapai 774.000 ton yang terdiri dari produksi kopi Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 769.000 ton atau 99,33 persen dan produksi kopi Perkebunan Besar (PB) sebesar 5.000 ton atau 0,67 persen.
Semua kopi tersebut tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia dengan produktivitas 817 kilogram per hektar.
"Produksi kopi yang dihasilkan sebagian besar di ekspor dengan volume ekspor tahun 2021 sebesar 383.000 ton dan memberikan kontribusi devisa senilai Rp12,35 triliun atau penghasil devisa sektor perkebunan terbesar kelima setelah kelapa sawit, karet, kakao dan kelapa," katanya.
Baca juga: Pemerintah Bakal Bagikan BLT Rp 600.000 untuk 20,6 Juta Keluarga
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.