Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit Punya Rumah, Milenial Terancam Tinggal di Rumah Orangtua Usai Menikah

Kompas.com - 30/08/2022, 10:49 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi perekonomian yang masih tidak menentu membuat generasi milenial berpikir ulang untuk membeli rumah idamannya. Sementara itu, harga properti semakin lama semakin tinggi.

Harga rumah tapak di DKI Jakarta kini sudah tidak dapat terjangkau dengan gaji UMR. Saat ini saja, harga rumah tapak di luar Jakarta sudah cukup tinggi, seperti di Parung Panjang, Bogor harganya di kisaran Rp 350-Rp 470 juta.

Bisa saja milenial mendapatkan harga yang lebih murah dari itu, namun harus menggeser pilihan lokasi rumahnya lebih jauh lagi dari Jakarta.

Baca juga: Isu Krisis Pangan, Bos BUMN Pangan Ajak Milenial Jadi Pelaku Usaha Pertanian

Padahal dari Parung Panjang ke tempat kerja di Jakarta membutuhkan waktu sekitar 45 menit naik KRL. Sehingga harus diperhitungkan juga biaya dan waktu tempuh dari rumah ke stasiun dan dari stasiun ke kantor.

Inilah yang membuat generasi milenial harus cermat mencari rumah yang tidak hanya sesuai dengan budgetnya tetapi juga lokasi yang strategis agar mudah untuk mobilitas sehari-hari.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Naik, Milenial Makin Sulit Punya Rumah?

Memilih bank untuk memfasilitasi KPR juga harus dipelajari dengan baik lantaran tiap bank menawarkan berbagai macam bunga dan tenor KPR.

Ditambah saat ini ada beberapa faktor yang membuat generasi milenial makin sulit memiliki rumah. Hal ini seperti dikatakan oleh Ekonom Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira.

"Milenial terancam jadi gelandangan atau terpaksa tinggal di rumah orang tua meski sudah menikah," ujar Bhima kepada Kompas, dikutip Selasa (30/8/2022).

Baca juga: Permudah Masyarakat Punya Rumah, UUS BTN Salurkan Tapera Syariah untuk ASN

Bhima menjelaskan, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu membuat perbankan akan segera menaikkan suku bunga kreditnya termasuk KPR.

Kenaikan suku bunga kredit ini pasti akan dilakukan perbankan karena bank membutuhkan pendapatan lebih untuk menutup beban cost of fund dari kenaikan suku bunga deposito.

"Milenial semakin sulit menjangkau KPR karena suku bunga kredit akan secara cepat disesuaikan," kata dia.

Kemudian, generasi milenial juga harus menanggung biaya hidup yang lebih tinggi karena kini harga komoditas pangan dan energi seperti BBM dan LPG berangsur naik.

Dengan biaya hidup yang makin tinggi, upah mereka tidak naik signifikan untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup tersebut.

"Upah minimum hanya naik 1 persen sementara biaya hidup naik dan biaya pembelian rumah plus bunga floating rate naiknya signifikan," tukasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com