Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga 26 Agustus 2022, BI Telah Membeli SBN Rp 99,33 Triliun untuk Pemulihan Ekonomi

Kompas.com - 01/09/2022, 11:20 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat hingga 26 Agustus 2022 telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebnilai Rp 99,33 triliun.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pembelian SBN ini merupakan upaya BI untuk turut sera dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Laporan dukungan BI untuk berpartisipasi aktif dalam pemulihan ekonomi, termasuk di dalam pembiayaan APBN berdasarkan UU Nomor 2 tahun 2020," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (31/8/2022).

Baca juga: BI Perkirakan Inflasi Akhir Tahun 2022 Bisa Mendekati 5 Persen

Dia merincikan, pembelian SBN ini terdiri dari Rp 17 triliun melalui lelang utama, Rp 7,96 triliun melalui lelang tambahan (GSO), Rp 74,28 triliun melalui private placement.

Pembelian SBN melalui private placement yang sebesar Rp 74,28 triliun ini sudah termasuk pembelian SBN berdasarkan SKB III sebesar Rp 62,27 triliun untuk pembiayaan kesehatan dan kemanusiaan dalam APBN 2022.

"Ini per 26 agustus Bu Menkeu secara khusus 26 Agustus sudah mencapai 99,33 triliun. SKB III masih Rp 200 triliun belum digunakan oleh Bu Menkeu," ucapnya.

Sementara di 2021, BI telah membeli SBN di pasar perdana sebesar Rp 358,32 triliun, terdiri dari Rp 67,87 triliun melalui lelang utama, Rp 75,46 triliun melalui lelang tambahan (GSO), dan Rp 215 triliun melalui private placement.

Baca juga: Masih Diterpa Ketidakpastian Global, Gubernur BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi Nasional Akan Tumbuh Positif

Di periode tersebut, BI juga membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp 8,62 triliun untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah dan pasar SBN.

Kemudian pada 2020, BI telah membeli SBN di pasar perdana sebesar Rp 473,42 triliun, di antaranya melalui burden sharing sebesar Rp 397,5 triliun.

"itu bukti kami, komitmen kami untuk bersama pemerintah menjaga stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Perry.

Baca juga: Perkirakan Dollar AS Tahun Depan Bisa Rp 15.200, BI Ungkap Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com