Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1,3 Miliar Data "SIM Card" Indonesia Diduga Bocor, Dijual di Pasar Gelap

Kompas.com - 01/09/2022, 16:05 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar kebocoran data penduduk Indonesia di forum pasar gelap kembali muncul. Kali ini, miliaran data pendaftar kartu SIM yang diklaim didapatkan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika diduga bocor dan dijual di pasar gelap.

"1,3 miliar data pendataran kartu SIM telepon Indonesia bocor!," tulis akun @SR****, dikutip Rabu (1/9/2022).

Akun tersebut mengatakan, data yang bocor mencakup nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, nama penyedia atau provider, hingga tanggal pendaftaran.

"Penjual menyatakan bahwa data ini didapatkan dari Kominfo RI," tulis akun tersebut.

Baca juga: Data Penting Jasa Marga Diduga Bocor, Manajemen Pastikan Bukan Data Pelanggan

Dalam cuitan tersebut juga disematkan tangkapan layar atau screenshot berisikan informasi penawaran penjualan data 1,3 miliar pendaftar SIM yang dilakukan akun bernama Bjorka.

Ia menjual data sebesar 87 GB itu dengan harga 50.000 dollar AS atau setara sekitar Rp 743 juta.

Bjorka menyebutkan, data yang didapatkannya merupakan hasil dari kebijakan Kominfo yang mewajibkan semua pengguna kartu SIM prabayar untuk mendaftarkan nomor teleponnya sejak Oktober 2017.

Sebagaimana diketahui, dalam proses pendaftaran masyarakat perlu menyertakan NIK dan nomor kartu keluarga (KK).

Baca juga: Soal 26 Juta Data Pelanggan IndiHome Bocor, Stafsus Menteri BUMN: Itu Hoaks

Chrisstella Efivania Rosaline Data 1,3 miliar nomor telepon seluler di Indonesia diduga bocor dan dijual di sebuah forum online “Breached Forums”.

Respons Kominfo

Terkait dengan kabar tersebut, Kominfo mengaku telah melakukan penelusuran internal. Dari penelusuran itu, Kominfo mengaku tidak memiliki aplikasi untuk menampung data registrasi prabayar ataupun pascabayar.

"Berdasarkan pengamatan atas penggalan data yang disebarkan oleh akun Bjorka, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak berasal dari Kementerian Kominfo," tulis Kominfo, dalam keterangan resminya.

Lebih lanjut Kominfo menyatakan, saat ini masih dilakukan penelusuran lebih lanjut. Penelusuran mencakup sumber data dan hal-hal lain terkait dengan dugaan kebocoran data tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com