Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Balik Putin: Rusia Setop Gas ke Eropa Jelang Musim Dingin

Kompas.com - 02/09/2022, 13:13 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Perusahaan raksasa energi Rusia, Gazprom, menghentikan pasokan gas ke Eropa melalui pipa utama Nord Stream 1. Jerman sejauh ini jadi negara yang paling dirugikan dari mandeknya aliran energi fosil dari Negeri Tirai Besi tersebut.

Penghentian pasokan energi ini akan berlangsung selama tiga hari ke depan. Eropa sendiri dalam ancaman serius, mengingat gas Rusia sangat dibutuhkan untuk bersiap menghadapi musim dingin yang berlangsung mulai Desember mendatang.

Dilansir dari BBC, Jumat (2/9/2022), sebelumnya Rusia telah secara signifikan mengurangi ekspor gas melalui pipa ke Eropa, terutama setelah negara-negara Uni Eropa melakukan embargo ekonomi.

Di sisi lain, Rusia membantah tuduhan telah menggunakan pasokan gas dan minyak sebagai senjata perang guna melawan negara-negara Barat.

Baca juga: Kata Sri Mulyani, Minyak Jadi Mahal gara-gara Jadi Alat Perang

Pipa Nord Stream 1 membentang 1.200 km (745 mil) di bawah Laut Baltik dari pantai Rusia dekat St Petersburg ke timur laut Jerman.

Pipa gas ini mulai dibuka sejak tahun 2011, dan dapat mengirim maksimum 170 juta meter kubik gas per hari dari Rusia ke Jerman.

Sebelumnya, Rusia juga sempat menutup pipa gas ini selama 10 hari pada bulan Juli dengan dalih untuk perbaikan.

Namun demikian, setelah diperbaiki, Rusia rupanya mengurangi jumlah gas yang dikirim ke Jerman hanya tinggal 20 persennya saja melalui pipa ini. Lagi-lagi, Rusia beralasan pengurangan pasokan ini karena ada peralatan distribusi jaringan gas yang rusak.

Baca juga: Cerdiknya Putin Saat Wajibkan Bayar Gas Rusia Pakai Rubel

Ancaman krisis Eropa

Sementara itu, Kepala Otoritas Jaringan Gas Jerman Klaus Mueller menyebut, negaranya masih bisa mengatasi kekurangan gas selama Rusia masih bersedia mengirimkan gasnya dalam beberapa hari mendatang.

"Saya berasumsi bahwa kami akan mampu mengatasinya," kata Klaus Mueller kepada Reuters.

"Saya percaya bahwa Rusia akan kembali 20 persennya pada hari Sabtu, tetapi tidak ada yang benar-benar bisa memastikannya," ungkapnya lagi.

Sementara itu, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan kepada Financial Times bahwa tindakan Rusia yang mengurangi pasokan gas itu telah memaksa beberapa perusahaan Jerman untuk menghentikan produksi, sebuah situasi yang menurutnya sangat mengkhawatirkan.

Baca juga: Sisi Kelam Ukraina: Bisnis Surogasi Rahim atau Pabrik Bayi

"Ini bukan kabar baik, karena itu bisa berarti industri-industri yang terkait (pengguna gas) tidak hanya sedang direstrukturisasi, tetapi juga mengalami kejatuhan struktural yang terjadi di bawah tekanan besar," kata Habeck.

Para pemimpin Eropa khawatir Rusia dapat memperpanjang penghentian pasokan gas dalam upaya untuk menaikkan harga gas, di mana harga gas telah meningkat tajam pada tahun lalu.

Kenaikan tajam gas mengancam lonjakan biaya hidup di kota-kota Eropa, terutama saat musim dingin datang. Jika ini terjadi, hal ini bisa memaksa pemerintah negara-negara Eropa untuk menghabiskan miliaran dollar anggaran untuk meringankan beban rakyatnya.

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

Whats New
Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

Whats New
Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

Whats New
RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com