JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan penyedia jasa pertambangan batubara terintegrasi di Indonesia, PT Samindo Resources Tbk (MYOH), membukukan laba bersih 7,8 juta pada akhir semester I-2022.
“Sepanjang semester I-2022 ini kami banyak dihadapkan pada kendala-kendala non-teknis yang sulit kami untuk menghindarinya “ ungkap Ahmad Zaki Natsir, Corporate Secretary Perseroan, melalui keterangannya, Jumat (2/9/2022).
“Saat ini kami juga tengah beradaptasi dengan adanya peralihan dari pemeliharaan melalui pihak ketiga menjadi pemeliharaan mandiri, sehingga ada beberapa kondisi yang belum maksimal” tambah Zaki.
Baca juga: Laba Bersih TINS Melonjak 301 Persen di Semester I Tahun 2022
Sejumlah kondisi yang membayangi kinerja perseroan sepanjang semester I-2022 antara lain sebagai berikut.
Pertama, operator besar hati-hati menetapkan target produksi.
Imbasnya, kontraktor cenderung tidak mengalami kenaikan volume yang cukup berarti.
Kondisi yang kurang baik ini juga ditambah dengan adanya pelarangan ekspor yang dilakukan pemerintah di awal tahun 2022.
Kebijakan ini otomatis menghambat aktivitas penambangan.
Bahkan klien Perseroan sendiri merespons kebijakan pemerintah tersebut dengan mengurangi kapasitas operasional hingga 50 perseroan.
Baca juga: Adaro Energy Catat Pendapatan Usaha 3,99 Miliar Dollar AS di 2021
Kedua, faktor alam juga sangat mempengaruhi aktivitas penambangan di paruh pertama tahun 2022. Tingginya curah hujan adalah utama yang menahan laju aktivitas penambangan.
"Berdasarkan catatan internal yang berhasil kami himpun, terjadi kenaikan waktu pemeliharaan yang disebabkan oleh hujan hingga 36.2 persen, " kata Zaki.
Di semester I-2021 total waktu pemeliharaan akibat hujan sebesar 761 jam. Sedangkan di semester I-2022 waktu pemeliharaan akibat hujan melonjak hingga 1.036 jam.
Perseroan sendiri berusaha memanfaatkan waktu standby saat hujan dengan melakukan pemeliharaan. Namun demikian, hal ini juga mendatangkan efek samping yaitu kenaikan biaya suku cadang.
"Terkait pemeliharaan alat berat, Perseroan sendiri saat ini telah memasuki tahun kedua dalam melaksanakan pemeliharaan mandiri. Sebelumnya seluruh pemeliharaan alat berat Perseroan dilakukan melalui pihak ketiga," lanjut Zaki.
Perseroan berusaha untuk menurunkan biaya pemeliharaan melalui pihak ketiga, mengingat kontribusinya terhadap beban pokok pendapatan yang cukup signifikan.
Sampai dengan akhir semester I-2022, Perseroan telah berhasil menekan biaya pemeliharaan alat berat melalui pihak ketiga sebesar 25,6 persen.
Selanjutnya, upaya yang dilakukan Perseroan dalam menahan laju biaya juga dilakukan dengan mengurangi waktu standby akibat dari kecelakaan kerja.
Hal itu dilakukan dengan merubah waktu kerja dari 3 shift menjadi 2 shift. Waktu kerja yang lebih panjang pada akhirnya membatasi aktivitas operator di luar waktu kerja dan memberikan waktu istirahat yang cukup kepada operator.
"Walaupun secara actual menerima benefit lebih banyak, tetapi total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan kepada operator justru dapat dihemat hingga 10,5 persen.
Sebagai informasi, PT Samindo Resources Tbk Samindo Resources adalah investment holding company dengan kompetensi inti dalam penyediaan jasa pertambangan batubara.
Sebagai investment holding company, Perseroan menjalankan keempat kegiatan produksi tersebut melalui empat anak perusahaan yaitu PT SIMS Jaya Kaltim, PT Trasindo Murni Perkasa, PT Samindo Utama Kaltim dan PT Mintec Abadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.