Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbebani Kenaikan Harga BBM, Pengemudi Ojol Minta Tarif Layanan Disesuaikan

Kompas.com - 04/09/2022, 18:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia meminta aplikator transportasi online menaikkan tarif layanannya agar komisi yang didapatkan pengemudi lebih besar.

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia Igun Wicaksono mengatakan, kenaikan tarif harus diberlakukan lantaran tarif dan komisi yang diberikan oleh aplikator tidak dapat menutupi biaya operasional ojek online setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Tarif dan komisi yang diberlakukan oleh aplikator saat ini sudah sangat tidak memenuhi kebutuhan biaya operasional pengemudi ojek online dampak dari kenaikan BBM Pertalite," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (4/9/2022).

Baca juga: Siap-siap, Harga Sembako Bakal Melonjak Imbas Kenaikan BBM

Dia juga meminta agar pemerintah dapat menyesuaikan regulasi tarif ojek online agar dapat diterapkan secara nasional.

Pemerintah juga diminta untuk melibatkan pemangku kepentingan di daerah seperti asosiasi pengemudi ojek online yang berbadan hukum resmi dalam menetapkan besaran tarif ojek online.

Dia melanjutkan, pemerintah selaku regulator dapat merevisi aturan terkait biaya sewa aplikasi yang sebelumnya 20 persen menjadi maksimal 10 persen agar dapat mengurangi biaya operasional pengemudi.

"Pemerintah sebagai regulator atas tarif ojek online harus segera menyesuaikan tarif seluruh ojek online minimal kenaikan sebesar 30 persen juga setara dengan kenaikan harga BBM jenis Pertalite," ucapnya.

Baca juga: Harga BBM Naik, Grab: Kami Informasikan jika Ada Kenaikan Tarif Layanan


Biaya operasional naik

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM pada Sabtu (3/9/2022). Kini harga BBM jenis Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Selain harga BBM Pertalite, ada kenaikan Solar bersubsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax non-subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Igun menjelaskan, naiknya harga BBM membuat beban biaya operasional ojek online naik lebih dari 30 persen. Sebab, biaya yang dikeluarkan untuk pengemudi berupa BBM serta perawatan dan pemeliharaan kendaraan akan naik seiring dengan kenaikan harga BBM.

Baca juga: Tarif Angkutan Umum Segera Naik Imbas Kenaikan Harga BBM

"Beban biaya operasional atau Operational Expenditure (Opex) dari rekan-rekan pengemudi ojek online yang harus menanggung beban biaya kenaikan 30 persen lebih," ucapnya.

Terlebih kenaikan harga BBM diyakini bakal membuat harga bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari pengemudi dan keluarganya jadi naik.

Di tengah kenaikan biaya dan kebutuhan pokok tersebut, pihak aplikator transportasi online belum melakukan penyesuaian pada tarif layanannya sehingga komisi yang didapatkan pengemudi masih tetap sama.

"(Kenaikan harga BBM) sangat membuat rekan-rekan pengemudi ojek online mengalami dilema dalam operasional, pegemudi ojek online juga bingung dalam mensiasati keadaan," ungkapnya.

Baca juga: Harga BBM Sudah Naik, Sri Mulyani Sebut Subsidi Energi Tetap akan Bengkak

Dia menjelaskan apabila pengemudi ojek online tidak mengambil order atau pesanan karena keberatan dengan harga BBM yang naik, maka aplikator akan memberikan sanksi kepada pengemudi tersebut.

Oleh karenanya, mau tidak mau pengemudi ojek online harus mengambil order tersebut meski tercekik dengan beban biaya operasional yang naik.

"Pengemudi ojek online tetap butuh menafkahi keluarganya, jadi mau tidak mau pengemudi ojek online tetap mengambil order walau tidak sebanding antara tarif dan beban biaya operasional dalam hal ini kerugian bagi para pengemudi ojek online," jelas Igun.

Baca juga: Cair September 2022, Cara Cek Penerima BLT Subsidi Gaji Rp 600.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com