Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor-sektor Saham Ini Bakal Tertekan Setelah Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 05/09/2022, 14:43 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar, hingga Pertamax akan menjadi salah satu sentimen utama penggerak pasar saham nasional dalam beberapa waktu ke depan. Sejumlah sektor saham berpotensi terdampak langsung dari harga BBM yang lebih tinggi.

Salah satu sektor saham yang akan terdampak langsung oleh kenaikan harga BBM ialah sektor transportasi dan logistik. Bagaimana tidak, BBM merupakan salah satu komponen utama biaya operasional sektor tersebut.

Dengan biaya operasional yang lebih tinggi, margin keuntungan yang bakal didapat emiten sektor transportasi dan logistik berpotensi tergerus apabila tidak melakukan penyesuaian biaya jasa yang dikenakan ke pelanggan.

Baca juga: Senin Sore, Menhub Akan Umumkan Tarif Baru Ojek Online

"Sektor yang terdampak secara langsung (kenaikan harga BBM) tentu saja dari sektor transportasi dan logistik. Karena kenaikan input costs yang tinggi tetapi belum tentu emiten-emiten dapat pass on kenaikan tersebut kepada customer," ujar Deputy Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy Tan kepada Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, langkah kenaikan tarif menjadi satu opsi yang akan diambil oleh emiten sektor transportasi dan logistik. Ini dilakukan untuk menyeimbangkan harga BBM yang lebih tinggi dengan biaya operasional perusahaan.

Tekanan sentimen kenaikan harga BBM sudah dirasakan oleh sektor transportasi dan logistik di pasar modal pada sesi perdagangan Senin (5/9/2022) hari ini. Sampai dengan pukul 14.00 WIB, indeks sektor transportasi menjadi indeks sektoral yang mengalami koreksi paling dalam, yakni sebesar 1,71 persen.

Selain sektor transportasi dan logistik, sektor konsumer juga berpotensi tertekan oleh sentimen kenaikan harga BBM. Paulus menyebutkan, hal itu selaras dengan adanya proyeksi laju inflasi yang lebih tinggi ke depan.

Baca juga: PT Perikanan Indonesia Catat Pendapatan Rp 269 Miliar Kuartal II-2022


"Karena ekspektasi inflasi akan meninggi, tentu saja berdampak buruk untuk sektor consumer goods and retail. Karena daya beli masyarakat akan turun, tutur dia.

Namun demikian, Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian menilai, sentimen inflasi terhadap sektor konsumer sudah price in atau diserap oleh pasar sejak beberapa waktu lalu. Pasar dinilai sudah mengantisipasi adanya lonjakan inflasi di dalam negeri, seiring dengan wacana kenaikan harga BBM yang berlarut-larut pada beberapa pekan lalu.

"Kalau saya melihatnya kira-kira, abis BBM naik story negatif untuk konsumer sudah selesai," ucap dia.

Baca juga: Saat Pengusaha Otobus Keluhkan Kelangkaan Ban...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com