Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Naik, Saham-saham Sektor Energi Melesat

Kompas.com - 05/09/2022, 17:32 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadi sentimen positif tersendiri bagi emiten sektor energi. Indeks saham sektor energi kembali menjadi indeks sektoral yang mencatatkan penguatan paling tinggi.

Mengacu kepada data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi perdagangan Senin (5/9/2022), indeks saham sektor energi melesat 3,83 persen. Emiten-emiten sektor energi terpantau hijau pada awal pekan ini.

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatatkan penguatan sebesar 10,73 persen ke Rp 980. PT Harum Energy Tbk (HRUM) menguat 7,42 persen ke Rp 1.810 dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) juga melesat 6,61 persen ke Rp 4.030.

Baca juga: Harga BBM Naik, Kemenkeu Perkirakan Inflasi Tembus 6,8 Persen

Emiten-emiten energi lain, seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), hingga PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turut menguat masing-masing sebesar 5,13 persen, 3,91 persen, dan 4,46 persen.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia Fakhrul Fulvian mengatakan, harga BBM yang lebih tinggi mampu mendongkrak pergerakan saham emiten sektor energi. Sektor ini sejak awal tahun sebenarnya terus menguat, seiring dengan meningkatnya harga komoditas energi di pasar global.

"Sebenarnya very clear pemenangnya siapa. Secara year to date yang naik paling kencang masih sektor energi," kata Fakhrul dalam sebuah diskusi virtual.

Baca juga: Pemerintah Mau Atur Harga BBM Vivo, Komisi VII: Enggak Usah Lebay


Dengan pergerakan pada sesi perdagangan hari ini, maka sektor energi telah menguat 74,75 persen sejak awal tahun 2022. Penguatan ini masih berpotensi berlanjut, seiring dengan harga komoditas energi yang masih tinggi.

"Sektor komoditas masih sangat menguntungkan," ucap Vice President Infovesta Utama, Wawan Hendrayana.

Baca juga: BPH Migas soal BBM Vivo: Badan Usaha Bebas Tentukan Harga...

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com