Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temu Delegasi G20, Luhut Ajak Bangun Prototipe Ekonomi Biru dan Ekonomi Hijau

Kompas.com - 08/09/2022, 11:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BELITUNG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengajak para negara anggota G20 membangun ekonomi biru dan hijau. Hal ini Ia sampaikan saat menghadiri Gala Dinner G20 Climate Minister’s Meeting di Belitung, Rabu (7/9/2022) malam.

“Kami mengajak seluruh negara untuk membangun prototipe ekonomi biru dan ekonomi hijau untuk masa depan bumi ini,” ajak Luhut dikutip melalui siaran pers Kemenko Marves, Kamis (8/9/2022).

Luhut pun mengajak peran para negara G20 berdiskusi terkait peta jalan (roadmap) G20 untuk negara berkembang.

“Selama dua hari ke depan akan terjadi banyak diskusi terkait roadmap G20 untuk pembangunan negara berkembang, prinsip G20 dalam meningkatkan keuangan negara berkembang, serta visi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” sambung dia.

Baca juga: Mimpi Luhut: Indonesia Bersih, Tahun 2024 Bisa Olah 12.000 Ton Sampah Per Hari

Mantan Satgas Tempur Kopassus ini bilang, keberlanjutan serta masa depan bumi tergantung dengan komitmen dan aksi setiap negara dalam menjaganya.

“Para pembuat kebijakan G20 yang hadir pada malam ini, tugas kita bersama adalah untuk membuat dunia ini menjadi lebih baik untuk generasi kita mendatang,” kata Luhut.

Kemampuan negara berkembang dalam menghadapi tantangan untuk mengatur keuangan untuk perbaikan iklim dan target pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: Australia Ingin Pasang Kabel Laut ke Singapura, Luhut: Lewati Indonesia Harus Minta Izin dan Bayar

 

Menghadapi hal ini, Indonesia membentuk Global Blended Finance Alliance sebagai wadah untuk mendorong percepatan investasi dalam kedua bidang tersebut.

“Saya mengapresiasi peran serta anggota G20 menyampaikan pendapatnya dalam inisiatif ini. Saya juga turut senang karena India berkomitmen untuk membawa isu ini pada G20 mendatang dan Brasil pada tahun berikutnya,” tutur Luhut.

Upaya ini dapat membantu meningkatkan efektivitas dalam memberikan inovasi dan pengaturan keuangan, utamanya bagi negara berkembang dan negara kurang berkembang. Saat ini pengetahuan serta teknologi juga sangat dibutuhkan untuk memenuhi pembangunan berkelanjutan di masa depan.

“Kerja sama dan kolaborasi yang kuat antara setiap negara anggota G20 akan meningkatkan pencapain target kita bersama. Saya percaya kita bisa pulih bersama, pulih lebih kuat, untuk lingkungan yang berkelanjutan,” pungkas Luhut.

Baca juga: BI Ungkap Dampak ke Negara bila Tidak Melakukan Ekonomi Hijau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com