Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya "Multiplier Effect" Besar, Pelindo Fokus Kembangkan Integrasi Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak

Kompas.com - 08/09/2022, 13:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak memberikan manfaat optimal bagi industri di Kalimantan Barat, utamanya untuk industri kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Terminal Kijing juga diharapakan dapat memberikan multiplier effect dan menciptakan community development yang dapat meningkatkan perekonomian daerah dan nasional.

Dia mengatakan, beroperasinya Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak akan memperkuat positioning Pelindo pasca merger untuk mendukung pertumbuhan dan hilirisasi industri berbasis CPO dan bauksit. Dia bilang, manfaat Terminal Kijing sudah dinikmati sejak tahun 2020.

Misalnya, PT Wawasan Kebun Nusantara mengirim 5.000 ton CPO menggunakan kapal Golden Fortune. Berikutnya, pada 27 September 2020 giliran PT Energi Unggul Persada mengekspor 16 ribu ton CPO. Kedua perusahaan sama-sama mengekspor CPO ke India secara langsung tanpa transit ke pelabuhan lain.

“Karena ada permintaan pasar, kami mengajukan izin pengoperasian sementara ke Menteri Perhubungan untuk melakukan kegiatan ekspor sejak 2020. Sampai 2021, Kijing telah melayani ekspor CPO dan produk turunannya sebanyak 840 ribu ton,” kata Direktur Utama PT Pelindo (Persero) Arif Suhartono dalam siaran pers, Rabu (7/9/2022).

Baca juga: Jokowi Kaget Lihat Progres Proyek Terminal Kijing

Sebelumnya, perusahaan-perusahaan sawit harus mengirim CPO ke Belawan, Medan atau Tanjung Priok. Dari sana, CPO baru ke negara tujuan seperti India, Pakistan, dan China. Pembangunan Terminal Kijing memang tak terelakkan karena pertumbuhan ekspor CPO yang tergolong tinggi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat menunjukkan, volume ekspor CPO dari Kalimantan Barat pada 2021 mencapai 435.610 ton (457,01 juta dollar AS), naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang masih 191.450 ton (136,85 juta dollar AS). Minyak sawit mentah merupakan komoditas ekspor terbesar dari Kalimantan Barat.

Pada 2021, total volume ekspor Kalimantan Barat mencapai 20,8 juta ton senilai 1,85 miliar dollar AS. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor Kalimantan Barat sebesar 18,72 juta ton senilai 1,16 miliar dollar AS.

Sementara itu, sampai Juni 2022, ekspor Kalimantan Barat sudah menembus 1,25 miliar dollar AS, naik 53,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 817,7 juta dollar AS.

Baca juga: Erick Thohir: Terminal Kijing Perkuat Ekosistem Industri Pelabuhan Nasional

Selain CPO, Kalimantan Barat merupakan produsen Bauksit terbesar di Indonesia, 840 juta ton atau 67 persen dari total cadangan bauksit di Indonesia. Pada 2021, Kalimantan Barat mengekspor produk logam sebesar 452,33 juta dollar AS. Selain itu masih ada Karet yang ekspornya pada 2021 sebesar 153,66 juta dollar AS.

“Pelabuhan baru ini diharapkan dapat mengakomodasi peningkatan kegiatan perekonomian dan industri di Kalbar,” lanjut Arif.

Baca juga: Biaya Logistik Masih Mahal, Pelindo Akan Benahi Pelabuhan Ambon


Terminal Kijing diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 9 Agustus 2022 lalu. Presiden meminta, agar pelabuhan ini harus bisa memperkuat daya saing (competitiveness) produk-produk unggulan yang dihasilkan Provinsi Kalimantan Barat serta meningkatkan konektivitas antarpulau dan bahkan antarnegara.

Adapun produk utama Kalimantan Barat antara lain minyak sawit mentah (CPO), bauksit, dan karet. Sejumlah perusahaan besar juga memiliki usaha di kawasan ini.

“Pelabuhan ini akan menjadi Pelabuhan terbesar di Pulau Kalimantan,” kata Presiden Joko Widodo.

Halaman:


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com