Ia juga berharap, volume penjualan sagu dan edamame untuk semester II-2022 terus meningkat lebih besar dari kuartal I-2022.
Sementara itu, Nopri menjelaskan bahwa energi terbarukan sebagai salah satu lini bisnis ANJ berupa produksi listrik tenaga biogas, tidak mengalami kenaikan pendapatan yang signifikan untuk kuartal I-2022.
“Akan tetapi, pendapatan kuartal I-2022 segmen energi terbarukan berhasil meraup 284.000 dollar AS. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan pada kuartal I-2021 yang hanya meraup 277.000 dollar AS,” imbuh Nopri.
Seperti diketahui, ANJ melalui anak usahanya, PT Austindo Aufwind New Energy (AANE) telah memproduksi pembangkit listrik independen (IPP) tenaga biogas sejak 2013.
Baca juga: Merawat dan Menerangi Sungai dengan Pembangkit Listrik Alternatif
Pembangkit listrik berkapasitas 1,8 megaWatt (MW) itu dibangun dengan tujuan mengurangi emisi gas rumah kaca dari perkebunan.
Proses itu dilakukan dengan mengikat gas metana yang dihasilkan dari proses pembusukan limbah cair pabrik kelapa sawit (POME) dan membakarnya untuk menghasilkan listrik.
“Kami saat ini sedang mengkaji untuk memulai pembangunan fasilitas energi terbarukan lainnya di salah satu wilayah operasi ANJ,” ucap Nopri.
Ia berharap, pembangunan yang akan dimulai pada 2023 itu dapat memenuhi kebutuhan energi internal untuk proses produksi dan aktivitas perkebunan.
Pada kesempatan tersebut, Nopri mengungkapkan, ANJ memiliki target jangka panjang terutama untuk meningkatkan laba bersih dalam beberapa tahun ke depan.
Seperti yang sudah dibahas, kata dia, ANJ akan terus menerapkan program replanting 2.000 ha lahan setiap tahun. Dua lokasi perkebunan yang sedang dalam tahap replanting, yakni Sumatera Utara (Sumut) dan Belitung.
Baca juga: Praperadilan Kades yang Dilantik di Tahanan Ditolak, Tetap Jadi Tersangka Korupsi Replanting Sawit
“Jadi peningkatan produksi ini ke depannya akan ditopang oleh tanaman muda, baik yang sekarang belum menghasilkan atau baru menghasilkan. Secara keseluruhan, ini mewakili 34 persen dari total populasi tanaman sawit kami,” imbuh Nopri.
Dengan persentase yang cukup sehat itu, Nopri berharap, pihaknya bisa meningkatkan laba bersih pada lima tahun ke depan.
Di samping program replanting, ia mengungkapkan, ANJ akan mengembangkan penggunaan pupuk kompos, teknik fertigasi, dan teknik bantuan polinasi.
“Strategi tersebut sejalan dan terintegrasi dengan strategi dan target environmental, social, and corporate governance (ESG) perusahaan,” imbuh Nopri.
Ia menyebutkan, strategi replanting, pemakaian pupuk kompos, fertigasi, dan polinasi bantuan merupakan investasi jangka panjang yang akan menopang untuk pertumbuhan ANJ dalam lima tahun ke depan.
Untuk CPO, Nopri mengungkapkan, pihaknya menargetkan pertumbuhan volume produksi minyak sawit mentah rata-rata sebesar 6 persen per tahun selama lima tahun mendatang.
Baca juga: Mendag: Pabrik Minyak Sawit NGE Diharapkan Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Petani
“Produksi minyak sawit dari kebun inti kami targetkan akan meningkat sekitar 9 persen sampai 10 persen pada 2022,” jelasnya.
Target tersebut, kata Nopri, merupakan sasaran yang ingin dicapai ANJ atas penerapan strategi yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir. Sebab, ia menilai peningkatan produksi di perkebunan sawit merupakan upaya dan investasi jangka panjang.
Untuk mencapai target ANJ, Nopri mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai inovasi. Salah satunya di bidang agronomi.
“Kami menerapkan inovasi di bidang agronomi berkelanjutan, seperti penerapan teknologi fertigasi dan aplikasi pupuk kompos yang membantu meningkatkan produktivitas kebun sekaligus memitigasi risiko terkait perubahan iklim,” tuturnya.
Dengan adanya inovasi tersebut, lanjut Nopri, ANJ berhasil menjaga kelembaban tanah serta mengendalikan dampak biaya pupuk kimia yang meningkat pesat akhir-akhir ini.
Penggunaan pupuk organik, kata dia, juga berhasil mengurangi ketergantungan terhadap pupuk anorganik hingga 50 persen.
Baca juga: Agar Petani Tak Ketergantungan Pupuk Anorganik
“Sementara itu, penerapan fertigasi berhasil menjaga asupan nutrisi tanaman sawit dan kelembaban air sehingga produktivitasnya terjaga,” imbuh Nopri.
Selain inovasi di bidang agronomi, Nopri mengatakan, ANJ juga melakukan transformasi digital. Ia berharap, transformasi digital juga mampu mendukung peningkatan produktivitas pada masa mendatang.
“Salah satu inovasi ANJ untuk mewujudkan transformasi digital adalah Sistem Ketelusuran Elektronik (eTIS) yang diluncurkan pada 2021,” ujar Nopri.
Sistem tersebut, sebut dia, berfungsi memudahkan perekaman langsung dan entri data tunggal untuk membantu petani mandiri, penyalur, serta pemasok TBS saat mengumpulkan serta melaporkan data ketelusuran.