Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Sentuh Level Terendah dalam 8 Bulan, Harga Minyak Mentah Kembali Naik

Kompas.com - 09/09/2022, 07:50 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Kamis (8/9/2022) waktu setempat setelah sempat menyentuh posisi terendah dalam 8 bulan terakhir.

Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate atau WTI naik 1,6 dollar AS per barrel menjadi 83,54 dollar AS. Sementara Brent untuk pengiriman November naik 1,15 dollar AS per barrel menetap pada level 89,15 dollar AS per barrel.

Dalam perdagangan hari Kamis, pasar cenderung mengabaikan laporan AS yang menunjukkan pembengkakan stok minyak mentah dan permintaan yang merosot.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok ke Level Terendah Sepanjang 7 Bulan Terakhir

Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di Keuangan BOK mengatakan, kenaikan harga minyak terjadi saat persediaan minyak AS naik 8,85 juta barrel pekan lalu. Di sisi lain, permintaan bensin jatuh di bawah level musiman tahun 2020.

"Minyak mentah mencoba untuk bangkit dari level terendah sejak Maret karena aksi jual dua minggu terakhir. Selain itu, perlambatan yang dirasakan di Asia dan Eropa dikhawatirkan akan mendorong penurunan permintaan," kata Dennis Kissler.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok ke Level Terendah Sepanjang 7 Bulan Terakhir

 


Jatuhnya harga minyak mentah dalam beberapa hari terakhir jadi perhatian selama sebagian besar musim panas. Minyak berjangka telah diperdagangkan di bawah MA utama dan membentuk pola teknis bearish yang menambah aksi jual baru-baru ini.

Dennis Kissler menambahkan, pengetatan moneter dan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi juga membebani pasar.

"Menguatnya dollar AS ke level tertinggi mendorong faktor bearish untuk perdagangan minyak mentah. Sementara Fed akan menaikkan suku bunga lagi, yang juga akan mendorong berlanjutnya tren bearish. Ini juga terjadi bersamaan dengan penguncian yang terjadi di China," kata Kissler.

Sementara itu, pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan kemungkinan rilis lain dari Cadangan Minyak Strategis untuk mencegah lonjakan harga minyak ketika sanksi UE terhadap pasokan Rusia mulai berlaku musim dingin ini.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Jika AS dan Eropa Masuk Resesi, Harga Minyak Mentah Dunia Bisa Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com