DUNIA bergerak begitu cepat. Apalagi saat ini kita hidup di abad digital. Era yang membuka peluang tak terbatas bagi orang-orang yang mau berpikir dan bergerak.
Setiap detik jutaan orang meraup cuan demi cuan dari telepon genggamnya. Di sisi lain, setiap detik jutaan orang semakin tertinggal karena tidak mampu (lebih tepatnya tidak mau) beradaptasi.
Anda masuk di golongan mana? Apakah Anda hanya terlihat sibuk setiap saat atau benar-benar produktif?
Internet memang bak pisau bermata dua. Di satu sisi internet membuat akses kita untuk meraup, mengembangkan diri, atau berkomunikasi semakin mudah dan murah.
Di sisi lain, ketidakcerdasan memanfaatkan internet justru membuat begitu banyak orang semakin mager (malas bergerak) karena menghabiskan waktunya untuk "bermain" di media sosial.
Yang lebih miris, internet dijadikan sebagian orang untuk menyebarkan informasi hoaks, ujaran kebencian, pemutarbalikan fakta, provokasi dan seterusnya.
Tidak ada salahnya memang untuk menghabiskan waktu bermenit-menit atau berjam-jam untuk memelototi media sosial setiap harinya. Namun jika kita tidak mampu menggunakannya dengan bijak, kita justru menjadi orang yang merugi.
Lantas, bagaimana cara menjadi produktif di abad digital? Ada beberapa tips yang terbukti ampuh saya praktikkan maupun oleh puluhan juta orang lainnya di berbagai belahan dunia sebagai berikut.
Pertama, fokus pada prioritas. Setiap hari, kita pasti disuguhkan dengan berderet tugas yang perlu diselesaikan. Dengan menyaring tugas mana saja yang mendesak dan tidak, menjadikan diri kita produktif.
Senantiasa periksa gol-gol atau proyek-proyek yang sedang Anda pegang. Pastikan Anda mengetahui tenggat waktunya. Dengan begitu, kita bisa mengendalikan waktu -- bukan sebaliknya.
Salah satu jurus mudah untuk cerdas membuat prioritas, kita semestinya memahami perbedaan antara efisien dan efektif kendati keduanya sama-sama diperlukan untuk produktif.
Efisien adalah melakukan hal-hal dengan benar dan efektif adalah melakukan hal-hal yang benar.
Jadi orang yang paling produktif mengerjakan tugas yang bernilai tinggi, memastikan bahwa cara mereka melakukan tugas tersebut adalah cara terbaik.
Kedua, mengembangkan Deep Work. Mengutip Cal New Port dalam bukunya Deep Work: Rules for Focused Success in a Distracted World, Deep Work adalah proses melakukan kegiatan profesional dalam kondisi penuh konsentrasi bebas gangguan yang mendorong kemampuan kognitif kita secara maksimal. Dengan Deep Work, kita akan menjadi lebih fokus.
Beberapa cara sederhana untuk menerapkan Deep Work adalah "puasa" media sosial, menetapkan "jadwal ritual" untuk fokus bekerja tanpa gangguan, mengerjakan hal-hal yang penting, hingga menciptakan suasana kerja yang membuat kita nyaman. Sungguh mudah dilakukan bukan?