Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral Eropa Kerek Suku Bunga Acuan 0,75 Persen, Tertinggi Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 09/09/2022, 11:17 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com - Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin atau setara 0,75 persen pada Kamis (8/9/2022) waktu setempat. Ini menjadi kenaikan terbesar yang pernah diambil oleh ECB sepanjang sejarah.

Dengan adanya kenaikan tersebut, maka suku bunga simpanan di 19 negara yang menggunakan euro menjadi 0,75 persen. Ini juga kali pertama suku bunga simpanan ECB berada di zona positif dalam kurun waktu 1 dekade terakhir.

Baca juga: Pilih Instrumen Investasi Apa Saat Suku Bunga BI dan Harga BBM Naik?

Dilansir dari CNN, pengetatan moneter yang agresif diambil ECB untuk memerangi lonjakan inflasi yang terjadi, imbas dari konflik Rusia dan Ukraina yang tidak berkesudahan. Bank sentral bahkan berkomitmen untuk melanjutkan kenaikan suku bunga pada pertemuan-pertemuan berikutnya.

"Kami mengharapkan untuk menaikan suku bunga lebih lanjut, karena inflasi masih terlalu tinggi dan kemungkinan akan tetap berada di atas target kami dalam jangka waktu panjang," tulis ECB, dikutip Jumat (9/9/2022).

Baca juga: Kala Suku Bunga Tabungan Hanya 0 Persen, Ke Mana Uang Milenial dapat Berlabuh?

Asal tahu saja, suku bunga ECB berada di wilayah negatif sejak 2014 lalu. Kebijakan moneter yang longgar itu merupakan upaya bank sentral untuk mendorong pengeluaran sekaligus merespons inflasi rendah.

Namun, kondisi berbeda dihadapi oleh ECB saat ini. Pada Agustus kemarin, Eropa dihadapi oleh tingkat inflasi sebesar 9,1 persen, imbas dari lonjakan harga komoditas energi dan pangan.

Baca juga: Bukan Menabung, Ini Strategi untuk Milenial Persiapkan Dana Pendidikan Anak


Lonjakan inflasi tersebut kemudian menjadi pukulan telak bagi industri di Eropa. Hasil survei menunjukan, kegiatan bisnis Eropa menurun dalam dua bulan terakhir.

Pelemahan kegiatan bisnis menjadi salah satu indikator, produk domestik bruto (PDB) Eropa bakal tergerus pada kuartal III tahun ini. Para pakar pun sudah memperingatkan adanya potensi resesi di kawasan tersebut.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Jika AS dan Eropa Masuk Resesi, Harga Minyak Mentah Dunia Bisa Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com