Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Menahan Inflasi, Menggenjot Sektor Riil

Kompas.com - 10/09/2022, 07:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pemda tentunya sudah biasa berurusan dengan kenaikan harga-harga komoditas penting. Maka mengendalikan inflasi yang terjadi saat ini mestinya bukan pekerjaan sulit bagi pemda.

Pemerintah memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2022 akan mencapai 6,6-6,8 persen, naik 1,9 persen dari inflasi tahunan Agustus 2022 yang sebesar 4,69 persen karena kenaikan harga BBM.

Dengan upaya-upaya pemda secara serentak dan efektif, dan dengan arahan, kebijakan, dan program pemerintah pusat, inflasi diharapkan dapat ditekan di bawah angka perkiraan itu.

Selanjutnya dengan bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan subsidi upah (BSU) yang tepat sasaran maka keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi diharapkan tidak akan terlalu memberatkan masyarakat berpenghasilan rendah.

Menggerakkan sektor riil

Namun upaya bersama pengendalian inflasi tersebut baru setengah jalan. Setengah jalan yang lain adalah menggerakkan perekonomian agar tumbuh kembali bahkan dengan lebih cepat.

Kenaikan harga BBM, bagaimanapun akan mendorong kenaikan biaya produksi barang-barang. Dampak pada setiap sektor berbeda-beda, tergantung pada andil biaya transportasi dalam keseluruhan biaya produksi.

Kajian Tim Ekonom Bank Mandiri menyebutkan bahwa kenaikan harga pertalite dan solar akan mengikis pertumbuhan ekonomi pada 2022 sebesar 0,28 persen.

Sektor-sektor yang paling terpengaruh adalah transportasi orang dan barang, pelayaran rakyat, usaha mikro, perikanan, dan pertanian.

Sektor-sektor itulah yang kiranya perlu didorong oleh pemerintah agar pertumbuhannya tidak negatif.

Beberapa sektor akan mendapat subsidi pemda sesuai arahan pemerintah pusat dan program pemda.

Namun beberapa sektor lain bisa jadi kurang terperhatikan, seperti sektor pelayaran, perikanan, dan pertanian.

Maka pemerintah perlu memikirkan dukungan apa yang perlu diberikan kepada sektor-sektor yang rentan stagnasi tersebut. Dukungan itu bisa berupa kredit, perizinan, pemasaran, desain, pengemasan, bimbingan dan pendampingan, dsb.

Setiap sektor bisa saja memerlukan dukungan yang spesifik, yang perlu disalurkan secara cermat agar tidak salah sasaran.

Peran pemda menjadi sangat strategis dalam meramu dan menyalurkan dukungan kepada sektor-sektor yang paling memerlukan.

Alangkah baiknya jika pada minggu-minggu depan ini, Presiden beserta para menteri di sektor riil seperti perindustrian, pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata dan ekonomi kreatif, koperasi dan UMKM, dll, mengumumkan program dukungan konkret untuk penguatan sektor riil yang terdampak oleh kenaikan harga BBM.

Pemerintah daerah kemudian bergerak secara serentak melaksanakan kebijakan dan program pusat tersebut sesuai dengan kondisi dan aspirasi dunia usaha di daerah.

Hasil akhir yang diharapkan dari serangkaian upaya ini adalah keuangan negara yang lebih tangguh karena berkurangnya subsidi, inflasi yang terkendali, dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Ujungnya adalah kesejahteraan rakyat yang semakin baik. Semoga demikian adanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com