Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Social Engineering" Masih Marak, Ini Tips dari OJK agar Tak Terjerat Soceng

Kompas.com - 12/09/2022, 08:08 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Social engineering atau soceng masih perlu diwaspadai oleh masyarakat. Baru-baru ini, kasus yang marak adalah penawaran untuk menjadi nasabah prioritas dari sebuah entitas bank.

Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi mengatakan, social engineering atau rekayasa sosial merupakan salah satu modus kejahatan dengan memanipulasi kondisi psikologis korban.

Lalu bagaimana cara masyarakat menghindari aksi social engineering atau soceng ini?

"Pertama jangan mengumbar data pribadi kita kepada siapapun, apalagi di dunia maya, di online. Kita suka lihat ada orang main Instagram memposting foto KTP, alamat rumah dan nama ibunya, NIK juga jangan disebar." kata dia dalam tayangan YouTube OJK BiSa, dikutip Senin (11/9/2022).

Baca juga: Mengenal Kejahatan Social Engineering dan Modus-modusnya

Selain itu, wanita yang karib disapa Kiki ini menyarankan masyarakat untuk memanfaatkan fitur notifikasi transaksi pada aplikasi perbankan.

Tak cuma itu, penting untuk masyarakat untuk mengaktifkan two step verification untuk semua aplikasi keuangannya, misalnya menggunakan PIN dan sidik jari.

"Jadi kita ada check and recheck dulu dan ada pengamannya untuk kita," tegas dia.

Kiki menekankan, dalam menghadapi social engineering penting untuk menyadari kondisi dari peristiwa yang terjadi. Masyarakat harus bisa membedakan umpan dari penipu yang membuat perasaan jadi terlalu senang atau panik.

Misalnya, penipuan menggunakan pengumuman tentang menang undian atau informasi kalau rekening korban dibobol.

Kiki bilang, soceng dapat menghampiri siapa saja, bahkan yang bekerja di industri keuangan sekalipun.

Pasalnya, penipuan ini memanfaatkan kondisi saat korban tidak dapat berpikir jernih dan membuat keputusan dengan rasional.

"Modus yang marak misalnya penawaran nasabah prioritas, kedua adalah terkait adanya pengenaan biaya transfer yang tidak masuk akal," terang dia.

Kemudian, modus lainnya adalah pengumuman mendapatkan undian berhadiah dan voucher belanja. Terakhir, modus penipuan soceng adalah penawaran menjadi agen laku pandai.

"Intinya adalah, kita harus berpikir rasional, perlu cek dan verifikasi dulu," tegas dia.

Baca juga: Soal Biaya Administrasi ATM Jadi Rp 150.000, BRI: Hoaks!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com