JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menaikkan tarif ojek online (ojol) mulai naik pada Minggu (11/9/2022). Penyesuaian tarif dilakukan dalam rangka kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) per 3 September 2022 lalu.
Penyesuaian terhadap beberapa komponen biaya jasa lain seperti Upah Minimum Regional (UMR), asuransi pengemudi, dan biaya jasa minimal order 4 kilometer. Menurut Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah, dengan kebijakan tersebut bisa mengakibatkan penurunan penumpang ojol hingga 60 persen.
“Cukup tinggi dan signifikan kalau penurunannya, mendekati 50-60 persen lah paling tidak,” kata Trubus saat dihubingi Kompas.com, Senin (12/9/2022).
Baca juga: Tarif Ojol Resmi Naik, Cek Rinciannya
Menurut Trubus dengan penurunan daya beli saat ini, tentunya kebijakan kenaikan tarif ojol kurang tepat. Selain potensi shifting pengguna ojol ke tranportasi lain, dia menilai pengelola platform juga perlu secara intensif memberikan diskon/promo untuk menarik konsumennya.
“Kenaikan tarif ini membuat ojol banyak ditinggalkan oleh konsumennya dan berpindah ke kendaraan pribadi dan transportasi umum, sehingga promo dan diskon itu cukup efektif mempetahankan konsumen,” ungkap dia.
Seorang driver ojol yang beroperasi di wilayah bekasi bernama Dunan Tri mengatakan dirinya tidak keberatan jika harga BBM mengalami kenaikan, namun yang terpenting adalah kenaikan pada tarif, sehingga tidak menggerus pendapatannya.
“Saya pribadi tidak masalah mau BBM dinaikkan berapapun, tapi ya harusnya tarif ojol juga dinaikkan. Karena kalau tidak naik, pendapatan kita berkurang,” ujar Dunan.
Dunan mengatakan, hitung-hitungan pendapatan yang ia peroleh dari satu kali perjalanan adalah 80 persen dari harga yang dibebankan ke konsumen, sementara 20 persen merupakan biaya untuk aplikasinya.
“Kondisi daya beli sekarang juga turun drastis akibat kenaikan BBM ini. Ini jadi buah simalakama bagi ojol, dan kalau ojol tidak bisa menyesuaikan, bisa mati suri,” lanjut Trubus.
Sebelumnya, Senior Vice President Corporate Affairs Gojek Rubi W. Purnomo mengatakan, Gojek akan memberlakukan perubahan tarif GoRide sesuai dengan peraturan yang berlaku efektif pada tanggal 11 September 2022. Kebijakan ini diharapkan dapat mendukung operasional mitra driver.
“Penyesuaian tarif ini diharapkan dapat mendukung mitra driver memenuhi biaya operasional sehari-hari, sekaligus memastikan Gojek dan para mitra driver dapat selalu memberikan layanan terbaik bagi pelanggan. kami juga secara proaktif melakukan penyesuaian tarif bagi layanan GoCar, GoFood, GoSend, dan GoMart untuk mendorong potensi pendapatan maksimal bagi para mitra driver,” ujar Rubi.
Baca juga: Tolak Tarif Baru Ojek Online, Ini Alasan Asosiasi Pengemudi Ojol
Adapun kenaikan tarif ojol diberlakukan berdasarkan tiga zonasi. Untuk lebih rincinya mengenai penerapan tarif ojol, simak uraian tarif ojol berdasarkan zona 1, 2, dan 3:
Zona I
Zona I terdiri dari seluruh Sumatera, Bali, dan Jawa kecuali Jabodetabek. Untuk zona pertama, tarif bawah akan naik sebesar 8 persen dan 8,7 persen untuk tarif batas atas.
Zona II
Di zona II atau Jabodetabek, tarif batas bawah mengalami kenaikan sebesar 13 persen dan tarif batas atas naik 6 persen.
Zona III
Zona ketiga mencakup Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan sekitarnya, Maluku, dan Papua. Pada zona ketiga, tarif batas bawah mengalami kenaikan 9,5 persen dan tarif batas atas naik 5,7 persen.
Baca juga: Besaran Kenaikan Tarif Ojol Dinilai Sudah Tepat, Tapi...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.