Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi dan Kenaikan BBM Berdampak pada Industri Multifinance, Bagaimana Cara Menghadapinya?

Kompas.com - 12/09/2022, 14:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan multifinance menghadapi beragam tantangan dalam kondisi inflasi yang tinggi. Belum lagi, tantangan lain muncul karena kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Corporate Secretary BRI Finance Taufiq Kurniadihardja mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi tantangan ekonomi yang akan dihadapi melalui diversifikasi pendanaan.

Salah satunya, melalui penerbitan Obligasi I BRI Finance Tahun 2022 yang sudah dicatatkan efektif di Bursa Efek Indonesia sejak 10 Agustus 2022.

“Selain itu BRI Finance juga mengupayakan agar maturity dari struktur pendanaan matching dengan struktur pembiayaan, caranya dengan tetap memperhatikan cost of fund agar terjadi ketersesuaian antara pola pendanaan dan pola pembiayaan,” kata dia dalam siaran pers, Senin (12/9/2022).

Baca juga: Harga BBM Naik, BRI Finance Genjot Pembiayaan Motor Listrik

Sebelumnya, BRI Finance mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 147 persen atas penerbitan Obligasi I BRI Finance Tahun 2022 senilai Rp 1,03 triliun. Adapun kupon final dari obligasi tersebut untuk tenor 3 tahun sebesar 6,95 persen.

Di sisi lain, Taufiq mengakui, kenaikan suku bunga akan berpengaruh kepada kenaikan biaya dana atau cost of fund bagi perusahaan multifinance secara umum.

Namun, setiap perusahaan multifinance memiliki struktur pendanaan (funding) yang berbeda-beda. Ada perusahaan yang memiliki proporsi funding jangka panjang yang lebih besar dibandingkan dengan proporsi funding jangka pendek, maupun sebaliknya.

Baca juga: BRI Multifinance Indonesia Berencana Terbitkan Obligasi Senilai Rp 700 Miliar

Bagi perusahaan multifinance dengan proporsi funding jangka panjang lebih besar, kenaikan suku bunga acuan tidak berdampak signifikan terhadap besaran kenaikan cost of fund.

Oleh karena itu, dengan menerbitkan obligasi pada bulan Agustus lalu, pihaknya lebih optimistis menghadapi tantangan ekonomi ke depan.

Penerbitan obligasi ini juga merupakan salah satu strategi BRI Finance guna mendukung inisiatif untuk fokus ke pembiayaan konsumer yang memiliki karakteristik tenor panjang dan suku bunga tetap.


Namun demikian, Taufiq sepakat kenaikan harga BBM bisa berpotensi meningkatkan rasio pembiayaan bermasalah Non Performing Finance (NPF).

Kenaikan BBM dapat memberikan dampak menurunnya daya beli masyarakat, kemudian memengaruhi kemampuan debitor untuk membayar kewajiban angsuran.

"Sebagian debitor akan memilih opsi menunda membayar angsuran guna memenuhi kebutuhan yang lebih primer," ucap dia.

Oleh karena itu, pihaknya tetap melanjutkan kebijakan prudential financing. BRI Finance juga memastikan calon-calon debitor yang mengajukan pembiayaan telah memperhitungkan kemampuannya untuk membayar angsuran tepat waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com