Lain dengan seorang wiraswasta berusia 28 tahun, Ferdy mengatakan, dia tetap menabung di bank untuk menyimpan uang dan memudahkan untuk bertransaksi sehari-hari.
Menurutnya, penggunaan uang tunai saat ini cukup merepotkan sehingga dia memilih memiliki lebih dari 1 rekening tabungan untuk memisahkan antara dana tabungan dan dana kebutuhan sehari-hari.
"Perlu (menabung di bank), karena mempermudah kita mengatur keuangan. Jika semua berupa cash akan sulit menghitungnya," ucap Ferdy kepada Kompas.com, Senin.
Baca juga: Cara Menabung Emas di Pegadaian untuk Pemula
Gaya hidup cashless juga membuat seorang karyawan swasta berusia 29 tahun, dengan inisial YRY tetap menggunakan tabungan bank untuk menyimpan sebagian dananya.
"Tetap (menabung di bank), kan dari m-banking bisa cashless pake QRIS," kata YRY saat ditanyai Kompas.com, Senin.
Namun untuk urusan investasi, YRY lebih memilih menyalurkan dananya ke instrumen investasi lain seperti saham agar mendapatkan imbal hasil yang lebih besar.
Baca juga: Suku Bunga Tabungan 0 Persen, Tren Menabung di Bank Tetap Tinggi?
Jawaban dari generasi milenial ini sama seperti ucapan Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira yang mengatakan, minat masyarakat untuk menabung di bank masih tinggi.
Namun, terjadi pergeseran fungsi dari tabungan bank yang tadinya dimanfaatkan untuk menabung dan mendapatkan keuntungan dari bunga bank.
Saat ini masyarakat memanfaatkan tabungan bank untuk dapat melakukan transaksi seperti berbelanja online atau mengisi dompet digital (e-wallet).
"Sebagian masyarakat memanfaatkan tabungan di bank bukan mengharap bunga tapi mengharap fasilitas seperti e-wallet, emoney, belanja online, atau membayar kartu kredit," ujarnya kepada kompas.com, dilansir Senin (12/9/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.