Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika RI "Ngotot" Beli Minyak Rusia, Ini Beberapa Konsekuensi yang Harus Ditanggung

Kompas.com - 13/09/2022, 12:25 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia mulai mempertimbangkan opsi membeli minyak Rusia karena harganya murah dibandingkan dengan harga minyak international. Sebelumnya, China dan India sudah lebih dulu membeli minyak mentah Rusia dengan harga diskon tersebut.

Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi menyebutkan ada banyak dampak negatif jika pemerintah ngotot beli minyak Rusia. Mulai dari, Indonesia akan dituduh membiayai perang Rusia, hingga besarnya biaya risiko yang timbul.

“Kan baru mempertimbangkan, belum memutuskan, kalau diputuskan, berarti ini adalah keputusan yang bodoh. Karena, diluar itu ada beberapa biaya yang nantinya akan terjadi, seperti biaya angkut, risiko, hingga tuduhan membiayai perang Rusia,” kata Fahmi kepada Kompas.com, Selasa (13/9/2022).

Baca juga: Harga BBM Bakal Turun jika RI Beli Minyak Rusia? Ini Penjelasan BPH Migas

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan untuk membeli minyak mentah asal Rusia. Pertimbangan ini diambil karena Moskow menawarkan diskon besar-besaran, dimana harganya jauh lebih murah dibandingkan harga di pasar minyak international.

"Semua opsi selalu kami pantau. Kalau ada negara dan mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja. Ada kewajiban bagi pemerintah untuk mencari berbagai sumber untuk memenuhi kebutuhan energi rakyatnya," kata Presiden Joko Widodo kepada Financial Times, Senin (12/9/2022).

Baca juga: Jokowi Pertimbangkan Beli Minyak Rusia, Pengamat: Belum Tentu Harga BBM Turun...

 


Fahmi merinci, biaya yang dibebankan tersebut mencakup biaya angkut yang lebih mahal karena lokasinya yang lebih jauh. Kemudian, ada risiko akan dihadang oleh aktifis Greenpeace, seperti yang sempat terjadi pada April 2022 lalu, dimana sejumlah aktivis Greenpeace menghadang kapal tanker Pertamina International Shipping bernama Pertamina Prime.

“Biaya-biaya risiko seperti ini, merupakan risikonya. Belum lagi, diplomatic cost dimana AS yang munkin saja akan melarang ekspor komoditasnya ke Indonesia, yang juga akan mendorong kerugian negara. Jadi, meskipun ada diskon 30 persen, belum tentu itu bisa dinikmati semua, karena biaya-biaya tadi,” ujarnya.

Baca juga: Ini Dampaknya jika Indonesia Ngotot Beli Minyak Mentah dari Rusia

Halaman:


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com