NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak dunia mengalami penurunan pada perdagangan hari Selasa (13/9/2022). Pergerakan harga minyak dunia dibayangi oleh pengumuman data inflasi AS yang menjadi tolak ukur pada kebijakan suku bunga Federal Reserve selanjutnya.
Mengutip CNBC, harga minyak berjangka Brent kontrak November mengalami penurunan 0,8 persen menjadi 93,17 dollar AS per barrel. Sementara itu, WTI turun 0,5 persen menjadi 87,3 dollar AS per barrel.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan kenaikan indeks harga konsumen 0,1 persen bulan Agustus, atau tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan Juli lalu. Para pejabat The Fed juga melakukan pertemuan pada Selasa dan Rabu pekan depan untuk membahas target inflasi 2 persen.
Baca juga: Banggar DPR Usulkan Daya Listrik 450 VA Dihapus, Ini Alasannya
"The Fed mungkin harus menaikkan suku lebih cepat dari yang diharapkan. Hal ini dapat menyebabkan sentimen 'risk back off' pada minyak mentah dan penguatan lebih lanjut terhadap dolar," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.
Minyak mentah yang pada umumnya dihargai dalam dollar AS, membuat greenback yang lebih kuat dimana harga komoditas lebih mahal bagi pemegang mata uang selain Dollar AS. Di sisi lain, pembatasan Covid-19 di China, mengakibatkan penurunan permintaan.
Jumlah perjalanan yang diambil selama liburan Festival Pertengahan Musim Gugur tiga hari di China mengalami penurunan, dengan pendapatan pariwisata yang juga turun. Berdasarkan data resmi pembatasan Covid-19 mendorong masyarakat enggan melakukan wisata.
Sementara itu, kekhawatiran atas persediaan yang lebih ketat masih membayangi pasar. Morgan Stanley mengatakan, meskipun persediaan minyak cukup ketat, namun diimbangin oleh permintaan saat ini.
"Prospek struktural pasar minyak tetap ketat, tetapi untuk saat ini diimbangi oleh tantangan permintaan," kata Morgan Stanley.
Baca juga: Indonesia Gelar G20 OSH di Bali, Bahas Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS mengalami penurunan 8,4 juta barrel menjadi 434,1 juta barrel pekan lalu. Berdasarkan data pemerintah yang dirilis Senin kemarin, posisi ini merupakan yang terendah sejak Oktober 1984.
Bloomberg menyebut, AS akan mulai mengisi ulang SPR ketika harga minyak mentah mengalami penurunan di bawah 80 dollar AS per barrel. Sementara itu, stok minyak komersial AS diperkirakan telah meningkat 800.000 barrel pekan lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.