Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ma’ruf Amin Dorong Negara G20 Wujudkan Dunia Kerja Baru yang Berpihak kepada Pekerja

Kompas.com - 14/09/2022, 11:55 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com – Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mendorong kerja sama antara negara anggota G20 untuk menghasilkan dunia kerja baru yang berpihak kepada para pekerja.

Ma'ruf menyampaikan hal tersebut saat membuka pertemuan G20 Labour and Employment Ministers’ Meeting (G20-LEMM) yang berlangsung di Jimbaran, Badung, Bali, Rabu (14/9/2022).

"Saya ingin mendorong kerja sama kita semua untuk wujudkan dunia kerja baru yang tinggi berkelanjutan dan memiliki resiliensi. Tujuan tersebut dapat tercapai bila pemulihan dunia kerja berorientasi pada manusia atau pekerja," katanya.

Ma’ruf menuturkan, ada empat langkah yang sudah mulai diterapkan Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan dunia kerja baru berkelanjutan tersebut.

Pertama, menciptakan lingkungan kerja yang eksklusif dan aman bagi pekerja dan pemenuhan hak bekerja penyandang disabilitas, salah satunya dengan menyediakan infrastruktur inklusif.

Baca juga: Wapres Maruf Amin Sebut Pekerja Perlu Bantuan Adaptif, Ini 4 Langkahnya

Kedua, penguatan perlindungan sosial bagi pekerja yang terdampak pandemi Covid-19. Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan terpenuhinya hak-hak pekerja melalui pemberian pendampingan dan bantuan adaptif sesuai kondisi yang terjadi.

Ketiga, mengasah kemampuan Inovasi dan literasi bekerja, khususnya di bidang teknologi digital dan ekonomi hijau.

Sebab, inovasi dan digitalisasi merupakan modal penting dalam menghadapi persaingan global yang semakin pesat dan canggih.

Keempat, pemerintah Indonesia terus menekankan pentingnya keahlian untuk meningkatkan daya saing pekerja dalam menghadapi tantangan Global.

Baca juga: Tanggapi Harga BBM Naik, Maruf Amin: BBM Seharusnya Tidak Diberi Subsidi

"Terkait hal itu, Indonesia terus membangun Balai Latihan Kerja (BLK) komunitas untuk memenuhi kebutuhan pelatihan vokasi dengan kolaborasi antara pemerintah swasta industri dan akademisi atau pendidikan tinggi," katanya.

Senada dengan Ma'ruf, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, semua negara dituntut saling berkerjasama dalam menghadapi berbagai krisis yang datang silih berganti saat ini.

Salah satunya dengan membangun dunia ketenagakerjaan yang lebih adaptif dan memiliki ketahanan terhadap segala situasi serta berorientasi pada manusia.

"Kami sadar sebagai bagian dari komunitas global kita tidak dapat pulih dan bangkit sendiri-sendiri dalam situasi saat ini sehingga dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama di antara kita," kata Ida.

Baca juga: Pekerja Bali Banyak Terima BSU, Menaker: Berkat Inisiatif Perusahaan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Malah Melemah

Whats New
Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Harga Emas Dunia Anjlok, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com