Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKK Migas: Transisi Energi Harus Ditangani dengan Mempertimbangkan Ketersediaan Energi

Kompas.com - 14/09/2022, 12:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Energi terbarukan akan memainkan peran penting di masa depan. Meski demikian, minyak dan gas masih dibutuhkan untuk kepastian keamanan energi.

Oleh karena itu, isu transisi energi perlu ditangani secara hati-hati dengan mempertimbangkan kesinambungan, keamanan dan ketersediaan energi.

Demikian disampaikan Kepla Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, saat pembukaan acara Oil & Gas Exhibition 2022, di Kuala Lumpur, Malaysia (13/9).

Kesempatan tersebut juga dihadiri Head of Malaysian Petroleum Management Mohammad Firouz Asnan, President & Group CEO Petronas, Datuk Tengku Muhammad Taufik serta beberapa pejabat otoritas migas Malaysia lainnya.

Baca juga: Kementerian ESDM: Forum G20 di Bali Jadi Pondasi Percepatan Transisi Energi

Oil & Gas Asia merupakan salah satu eksibisi migas terbesar di Asia, di mana pemangku kepentingan industri migas bertemu dengan para pengambil keputusan dari pemerintahan maupun perusahaan minyak nasional dan internasional. Event yang berlangsung 13-15 September 2022 ini menjadi wadah bertukar informasi mengenai teknologi dan trend terkini industri migas.

Menurut Dwi Soetjipto, salah satu isu global yang mempengaruhi industri migas dunia adalah transisi energi, sebagaimana disebutkan dalam protokol Kyoto, Paris Agreement, atau kesepakatan global lainnya yang juga dirancang oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Komitmennya untuk mengurangi emisi karbon.

Dia bilang, di sektor migas, beberapa perusahaan migas ternama sudah memasukkan pengurangan emisi karbon ke dalam strategi portofolio mereka. Kondisi ini memperketat persaingan untuk menarik investasi ke sektor migas.

“Namun di sisi lain, pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19, dan krisis Rusia – Ukraina, turut mendorong naiknya permintaan dan harga migas. Dan oleh karenanya, tekanan untuk meningkatkan produksi migas juga semakin tinggi,” kata dia dalam siaran pers, Rabu (14/9/2022).

Dwi menambahkan, sebagai kawasan yang sedang berkembang, pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara merupakan yang tercepat di dunia, sehingga kawasan ini membutuhkan energi untuk menopang pertumbuhan tersebut.

Baca juga: Kementerian ESDM Sebut Transisi Energi Tidak Harus Meniadakan Batu Bara

“Kami mendukung penuh komitmen pemerintah terhadap energi terbarukan, namun kami juga sangat yakin bahwa sektor migas, khususnya gas, masih sangat relevan dalam memainkan peran yang lebih strategis dalam transisi energi. Tantangannya kini adalah bagaimana meningkatkan produksi, sekaligus mengurangi emisi karbon pada saat yang bersamaan,” lanjutnya.

Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya dan mengupayakan target emisi, Indonesia tidak hanya sedang mengejar target produksi minyak sebesar 1 juta bpd dan gas sebesar 12 miliar kubik pada 2030 nanti, tetapi juga meningkatkan dampak berganda bagi perekonomian serta mendorong kesinambungan lingkungan.

Dwi optimistis, gugusan kepulauan Indonesia masih menyimpan cadangan potensial. Dari 128 basin, produksi migas Indonesia baru berasal dari 20 basin. Masih ada 68 persen yang belum dieksplorasi. Pengeboran eksplorasi baru-baru ini di Laut Andaman menunjukkan hasil positif dengan adanya potensi cadangan gas.

“Kami mengundang lebih banyak kegiatan eksplorasi di kawasan ini. Kami ingin melakukan pengeboran 700 struktur, di mana kami berharap menemukan potensi besar. Kami juga menjajaki kegiatan eksplorasi besar-besaran untuk menemukan potensi cadangan migas non-konvensional,” ujarnya

Dwi mengatakan, Indonesia ingin berbagi semangat kerjasama di kawasan Asia Tenggara. Tahun ini, Indonesia menjadi pemimpin G20, dan berharap bisa meraih berbagai kemungkinan kolaborasi dalam, mempromosikan transisi energi.

Terkait upaya menciptakan multiplier effect dari industri hulu migas, SKK Migas terus mendorong peran industri nasional maupun lokal. Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi, yang juga ditunjuk sebagai Ketua Delegasi Indonesian Pavilion OGA 2022 menjelaskan, Pemerintah Indonesia melalui SKK Migas dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memfasilitasi keikutsertaan sejumlah pelaku industri dalam negeri di ajang OGA 2022 Malaysia.

“Sebanyak 20 perusahaan dalam negeri, termasuk pabrikan lokal penunjang industri hulu migas ambil bagian dan tergabung dalam delegasi Indonesian Pavilion. Kami mempromosikan produk-produk lokal terbaik ke pasar global. Hal ini juga sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi untuk memperkuat produk dalam negeri, termasuk untuk bersaing di pasar dunia,” kata Erwin.

Baca juga: Bos PLN Sebut Transisi Energi di RI Bisa Dorong Kesejahteraan Masyarakat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com