Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fajar Sidik
ASN Kementerian Keuangan

ASN dan Pecinta Puisi

Subsidi BBM Dipangkas, Pembiayaan Ultra Mikro Wajib Didorong

Kompas.com - 15/09/2022, 13:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KENAIKAN harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi bukan kebijakan populis.

Kenaikan harga BBM pasti akan diikuti kenaikan harga-harga kebutuhan pokok dan pengalihan subsidi berupa bantuan sosial tidak akan mampu menutupi kenaikan tersebut. Logika tersebut menghinggapi publik dan memengaruhi kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

Padahal di sisi lain, pemerintah juga terus mendorong peningkatan penghasilan rakyatnya. Salah satunya melalui pembiayaan ultra mikro (yang dikenal dengan sebutan UMi).

Tujuannya agar masyarakat memiliki penghasilan tambahan yang cukup dari usaha ultra mikro yang dijalankannya. Dengan demikian, pemberian permodalan bagi usaha ultra mikro menjadi shock absorber untuk meredam dampak kenaikan harga BBM.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Bantuan untuk UMKM Terdampak Kenaikan Harga BBM

Data Sistem Informasi Kredit Program Ultra Mikro (SIKP-UMi) per tanggal 10 Juni 2022 sebagaimana dipublikasikan dalam website Pusat Investasi Pemerintah menunjukkan data pembiayaan UMi telah menyentuh 509 kabupaten/kota yang disalurkan melalui 50 lembaga penyalur kepada 6,09 juta pelaku usaha dengan total pembiayaan Rp 20,79 triliun.

Perlu strategi komunikasi yang jitu

Pembiayaan ultra mikro diharapkan terus ekspansif sehingga menyentuh lebih banyak pelaku usaha ultra mikro guna mendukung geliat perekonomian lokal maupun nasional.

Strategi komunikasi sangat penting sebagai panduan organisasi dalam mencapai tujuan itu. Apalagi di tengah kondisi pendemi Covid-19 ini, strategi komunikasi perlu disusun dengan sangat baik dan terukur.

Harapannya, pembiayaan ultra mikro menjadi alternatif pelaku usaha ultra mikro dalam mendapatkan modal dalam mengembangkan usaha.

Penyusunan strategi komunikasi pembiayaan ultra mikro pada dasarnya bertujuan untuk mencapai target berupa efek perubahan perilaku masyarakat, dalam hal ini calon debitur. Efek diharapkan berupa tanggapan, respon atau reaksi dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikator.

Menurut Ardianto (2007:49), efek pada khalayak disklasifikasikan menjadi efek kognitif jika menyangkut pikiran atau nalar; efek afektif bila menyangkut perasaan; dan efek konatif (conative behavioral effect) apabila berkaitan dengan perilaku.

Pembiayaan ultra mikro pada akhirnya bertujuan mencapai efek perilaku konatif (behavioral) yakni migrasi perilaku calon debitur untuk mengetahui pembiayaan ultra mikro, memahami prosedur pengajuannya, dan aktif menjadi calon debitur.

Dari pengertian tersebut, strategi komunikasi merupakan perpaduan atau gabungan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Penggunaan strategi komunikasi, menurut Pace, Peterson, dan Burnett, punya tiga tujuan utama. Pertama memastikan komunikan memahami makna dari pesan yang diterima. Kedua, setelah pesan dimengerti dan diterima komunikan maka penerimaan tersebut perlu terus dipelihara dan dibina. Terakhir, hasil dari pemahaman dan penerimaan pesan tersebut digunakan untuk memotivasi komunikan untuk melakukan suatu kegiatan.

Baca juga: Mengenal Perbedaan UKM, UMKM dan Ultra Mikro (UMi)

Empat strategi

Karena pentingnya tujuan penerapan strategi komunikasi tersebut, pembiayaan ultra mikro perlu disusun dalam perumusan strategi yang tepat sebagaimana dalam teori Smeltzer. Smeltzer merumuskan tiga strategi.

Pertama, pemilihan isi pesan. Pesan yang jelas akan membantu publik lebih mudah memahami seluk-beluk pembiayaan ultra mikro. Pesan harus menjadi konsensus bersama yang memiliki kedekatan makna dengan calon debitur (target komunikasi).

Pesan tersebut disuarakan secara bersama pada level nasional, regional hingga lokal, baik dalam media komunikasi langsung maupun tidak langsung. Kesamaan pesan tersebut dapat berupa narasi tunggal dan tagline.

Tagline untuk pembiayaan ultra mikro perlu mengandung tiga pesan yakni menampakkan eksistensi negara dalam membantu setiap warga negaranya, prosedur yang mudah, dan akses yang terbuka bagi setiap calon debitur.

Kedua, pemilihan media. Seiring pesatnya perkembangan teknologi, media yang paling efektif untuk mengedukasi publik terkait pembiayaan ultra mikro adalah sosialisasi berbasis internet. Selain jangkauannya luas, juga lebih ekonomis.

Semakin luas sebaran informasi akan semakin banyak orang tahu soal  pembiayaan ultra mikro dan terus didorong untuk menjadi debitur. Tentu tidak lupa jaminan layanan pembiayaan utra mikro secara online, mudah dan cepat, akan semakin mendorong pelaku usaha ultra mikro untuk menggunakan peluang pembiayaan UMi ini.

Baca juga: Jangan Tergiur Pinjol, Pilih Kredit UMi untuk Modal Usaha

Ketiga, pemilihan waktu penyampaian pesan sesuai teori AIDDA. Menurut Hafied Cangarayakni, AIDDA diartikan dengan attention (perhatian), interest (minat), desire (hasrat), decision (keputusan), action (tindakan).

Pemilihan waktu penyampaian pesan merupakan salah satu elemen penting dalam mengukur kesuksesan strategi komunikasi. Dalam strategi pemasaran dikenal penjadwalan waktu yang bertujuan untuk mengatur waktu berbagai kegiatan promosi yang bertepatan dengan potensi pembelian waktu tertinggi.

Pemilihan waktu penyampaian pesan lebih difokuskan untuk menjangkau audience terbanyak dan dilakukan secara berulang untuk memberikan pemahaman, mengubah persepsi, hingga pada akhirnya mampu mengubah perilaku audience.

Keempat, pemilihan kondisi lingkungan tempat terjadinya komunikasi. Smeltzer menyampaikan bahwa strategi pemilihan lingkungan dalam melakukan komunikasi dapat memerhatikan dua hal, yaitu apakah komunikasi tersebut melibatkan situasi formal atau nonformal dan bagaimana suasana yang tercipta dalam komunikasi tersebut.

Untuk pembiayaan ultra mikro, porsi komunikasi informal perlu dilaksanakan secara dominan. Bahkan pengajuan UMi perlu juga didorong terlaksana secara online atupun mobile dengan mendatangi kantung-kantung usahawan ultra mikro di setiap daerah.

UMi online/mobile bukan hanya menjadi media sosialisasi, tapi juga memfasilitasi usahawan ultra mikro untuk menjadi debitur di tengah keterbatasan kondisi saat ini, baik keterbatasan waktu, pengetahuan, maupun akses kepada lembaga kreditur.

Strategi komunikasi di atas dapat dijalankan agar peran pembiayaan ultra mikro sebagai salah satu shock absorber dapat memainkan peran dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com