Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok 3 Persen, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 16/09/2022, 08:10 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah dunia mengalami penurunan lebih dari 3 persen pada perdagangan hari Kamis (15/9/2022) waktu setempat. Penurunan harga minyak mentah dunia terjadi menyusul proyeksi permintaan yang lebih rendah kedepannya.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent di di tutup pada level 90,84 dollar AS per barrel atau anjlok 3,4 persen. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup pada level 85,1 dollar AS per barrel atau terjun 3,8 persen.

Badan Energi Internasional memperkirakan, pada pekan ini pertumbuhan permintaan minyak mengalami penurunan dan akan terjadi hingga akhir tahun 2022. Adapun sentimen yang mempengaruhi penurunan harga minyak juga mencakup nilai tukar dollar AS yang cukup tinggi, dan potensi pengetatan kebijakan oleh The Fed.

“Ada banyak kekuatan yang membayangi pergerakan harga minyak di pasar minyak saat ini, dengan ketidakpastian ekonomi di sana. Nilai tukar dollar AS yang lebih kuat juga membayangi pergerakan harga minyak dunia,” kata Craig Erlam dari broker OANDA.

Baca juga: Mengapa Harga BBM Naik Saat Tren Harga Minyak Dunia Turun? Ini Penjelasan Sri Mulyani

Minyak mentah dunia telah mengalami penurunan secara substansial setelah sempat mengalami lonjakan harga mendekati level tertinggi sepanjang masa pada Maret, setelah invasi Rusia ke Ukraina. Prospek adanya resesi dan permintaan yang lebih rendah juga menambah kekhawatiran pasokan.

Bentrokan baru antara Armenia dan Azerbaijan yang merupakan produsen minyak, terkait dengan perselisihan yang telah berlangsung selama beberapa dekade antara negara-negara bekas Soviet meningkatkan risiko lain terhadap pasokan minyak mentah.

"Harga minyak menyentuh level 100 dollar AS per barrel saat ini bukanlah suatu kepastian. Tapi, Brent telah menyentuh level harga 90 dollar AS per barrel, akibat kekhawatiran pasokan terkait perang," kata Tamas Varga dari broker minyak PVM.

Baca juga: Sri Mulyani Sebut Jika AS dan Eropa Masuk Resesi, Harga Minyak Mentah Dunia Bisa Turun

 


Saat ini harga minyak mentah berada di bawah tekanan dari nilai tukar dollar AS yang semakin menguat. Hal ini membuat komoditas menjadi lebih mahal bagi negara yang memegang mata uang lainnya.

Di sisi lain, harga minyak juga bergejolak menyusul rencana pengumuman kanaikan suku bungan Federal Reserve pekan depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com