JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan mengganti 189.803 unit kendaraan dinas pemerintah menjadi mobil listrik secara bertahap. Hal ini sebagai salah satu upaya pemerintah mensosialisasikan penggunaan kendaraan listrik.
Pengamat transportasi sekaligus Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, kebijakan tersebut harus diiringi dengan penyediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang merata.
Pasalnya, mobil listrik dinas pemerintah ini akan digunakan di seluruh instansi pemerintahan di daerah-daerah.
Baca juga: Ekonomi Global Berpotensi Melambat, Harga Minyak Mentah Dunia Turun
"Apakah ketersediaan (SPKLU) di daerah juga sama? Jangan sampai sudah membeli, namun tidak digunakan karena kesulitan pengisian energinya," ujarnya dalam keterangan, Sabtu (17/9/2022).
Selain itu, kata Djoko, dalam menerapkan kebijakan ini, pemerintah juga harus mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah masih-masing supaya ini tidak memberatkan keuangan pemerintah daerah.
Menurut Djoko, dalam membuat kebijakan, pemerintah tidak boleh hanya berpatokan pada keberhasilan di DKI Jakarta yang saat ini sudah mulai banyak penggunaan kendaraan listrik terutama untuk transportasi umum.
"Penentu kebijakan jangan hanya melihat keberhasilan Kota Jakarta untuk menentukan kebijakan secara nasional. Kondisi kemampuan keuangan daerah dan aspek geografis juga harus diperhitungkan," ujarnya.
Baca juga: Naik Rp 7.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam Hari Ini
Diberitakan sebelumnya, Direktur Perumusan Kebijakan Kekayaan Negara DJKN Encep Sudarwan mengatakan, saat ini pemerintah tengah mendata berapa jumlah mobil dinas yang memang sudah layak diganti. Sehingga nantinya penggantian akan langsung dilakukkan ke jenis mobil listrik.
Menurut Encep, dalam melakukan penggantian kendaraan dinas ke jenis mobil listrik, perlu melihat berbagai aspek. Termasuk terkait pertimbangan mengenai kondisi mobil dinas itu sendiri dan standar mobil listrik yang akan digunakan.
"Kan harus dari end to end, dari awal hingga akhir harus diperhatikan. Jangan langsung diganti. Jadi lebih aman. Ini sedang diproses, sedang dibikin timnya," kata Encep.
Baca juga: Gandeng Perusahaan Rusia, Anak Usaha Blue Bird Rambah Bisnis Perakitan Alat Berat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.