Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Inflasi, Bagaimana Peran Paylater untuk Jaga Daya Beli Masyarakat ?

Kompas.com - 20/09/2022, 19:10 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah keadaan ekonomi yang saat ini penuh ketidakpastian, masyarakat dituntut untuk bisa mengelola keuangannya.

VP Marketing and Communications Kredivo Indina Andamari mengatakan, Paylater sebagai opsi pembayaran dengan konsep "bayar nanti" diyakini bisa turut menjaga daya beli masyarakat.

Dia menuturkan, keadaan inflasi yang menjadi relevan pada saat ini yang menurut dia, situasinya mirip-mirip pandemi, membuat Paylater menjadi opsi pembayaran untuk masyarakat dalam mengatur pengeluaran sesuai dengan kemampuannya.

Baca juga: Tren Pertumbuhannya Terus Meningkat, Paylater Diyakini Mampu Jaga Daya Beli Masyarakat

"Paylater sebenernya membantu untuk meningkatkan daya beli secara instan. Dia tidak hanya relay-on dana yang dia punya. Dia punya kalkulasiin dana, jadi bagi merchant juga berguna ya, karena itu nantinya akan meningkatkan sisi transaksinya mereka juga," ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (20/9/2022).

Lebih lanjut dia menjelaskan, di Kredivo sendiri sebagai salah satu pemain di industri Paylater memberikan layanan pembayaran secara berkala bagi masyarakat yang bisa menggunakan cicilan untuk durasi 30 hari dengan nilai bunga 0 persen.

Sementara untuk 6 dan 12 bulan, bunga cicilannya 2,6 persen dan tanpa pembayaran uang muka (DP).

Hal inilah menurut dia yang membuat setiap ekosistem Paylater saling menyokong baik untuk industrinya agar tetap hidup dan juga menguntungkan bagi konsumen.

Lebih lanjut Indina menilai, Paylater tidak hanya berperan dalam menjaga daya beli masyarakat saja, namun juga memiliki peran untuk meningkatkan transaksi bagi penjual yang juga berpotensi terdampak akibat kondisi ekonomi saat ini.

"Integrasi e-commerce dan merchant dengan Paylater seperti Kredivo, dapat memberikan nilai tambahan kepada merchant dalam memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan nilal transaksi pembelanjaan konsumennya hingga 3 kali lipat. Selain itu, rata-rata jumlah pembelian (average of basket size) juga naik lebih dari 2 kali lipat," jelasnya.

Baca juga: Orang Indonesia Gemar Pakai Paylater, Sistem OJK Sempat Alami Gangguan

Sedangkan dari sisi konsumen, lanjut dia, perkembangan Paylater berpotensi meningkatkan inklusi keuangan bagi konsumen yang belum memiliki akses ke keuangan digital, serta penggunaannya yang mudah menjadikan Paylater sebagai metode pembayaran yang semakin diminati oleh konsumen untuk belanja dimanapun dan kapanpun.

Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan, kondisi ekonomi yang dialami masyarakat saat ini akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat yang semakin menurun akibat kenaikan tingkat inflasi.

Pada akhirnya, konsumsi masyarakat akan melambat.

Fenomena ini pun, menurut dia, sebenarnya selain menjadi tantangan bagi masyarakat, namun juga bisa menjadi peluang besar bagi industri Paylater.

"Prinsip kerja Paylater yang memungkinkan masyarakat membeli kebutuhan dengan membayar secara berkala dan proses persetujuan yang mudah, akan menjadi stimulus bagi daya beli masyarakat. Jika pola konsumsi masyarakat masih bisa terjaga, maka roda ekonomi pun akan tetap dapat bergerak," jelas Nailul.

Nailul Huda juga menjelaskan, ketika inflasi naik 1 persen maka akan mengurangi konsumsi secara total sebesar 0,008 persen. Artinya, ketika inflasi meningkat, maka konsumsi menurun.

Maka dari itu, kata dia, layanan Paylater dinilai masih mempunyai potensi untuk bisa menaikkan sisi konsumsi masyarakat walaupun belum mencapai level normal sebelum pandemi.

"Jadi memang, kalau kita lihat masih bisa, otomatis karena daya beli mereka menurun tapi kebutuhan kita masih ada, masih meningkat lah. Jadi bisa kita dorong kesitu," katanya.

"Ketika pandemi, konsumsi kelas menengah jangan sampe turun karena bisa berdampak ke ekonomi. Ketika konsumsi naik, walaupun dengan Paylater atau skema lainnya akan meningkatkan perekonomian," sambung dia.

Baca juga: Bank Berlomba Luncurkan Kartu Kredit Digital, Apa Bedanya dengan Paylater?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com