Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biar Tak Lagi Impor, Pemerintah Mau Beli Kedelai Lokal Rp 10.000 Per Kg

Kompas.com - 21/09/2022, 09:53 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Pemerintah merencanakan pembelian kedelai lokal seharga Rp 10.000 per kg di tingkat petani untuk meningkatkan minat pelaku usaha tani dalam memproduksi kedelai di Indonesia.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, bahwa harga pembelian minimum di tingkat petani yang diperkirakan bisa mencapai Rp 10.000 per kg bertujuan agar petani mendapatkan keuntungan ketika menanam kedelai.

"Ada juga harga pembelian minimum ke petani yang tanam kedelai, sehingga petani-petani saudara kita kalau tanam ada keuntungan. Kalau tanam untung, nggak usah diminta, pasti sedulur-sedulur petani pasti nanam," kata Arief dilansir dari Antara, Rabu (21/9/2022).

Rencananya, off taker atau pembeli pasti hasil panen kedelai tersebut adalah Bulog dan BUMN pangan ID Food bersama dengan anak perusahaannya.

Baca juga: Apa yang Sesungguhnya Terjadi di Sabah hingga Aset Petronas Disita?

"Hari ini harga (kedelai impor) CBOT Chicago Board itu harganya kalau di rupiahkan Rp 7.700 per kg, sedangkan kita maunya angkanya sekitar Rp 10.000 per kg kita beli di petani," kata mantan Dirut PT Food Station Tjipinang Jaya tersebut.

"Itu nanti kita lihat dan ini harus segera karena kita mau dorong Indonesia produksi kedelai seperti beberapa tahun lalu," kata Arief lagi.

Dia mengataan produksi kedelai dalam negeri saat ini tidak lebih dari 250 ribu ton per tahun. Jumlah tersebut sangat kecil dibandingkan dengan kebutuhan kedelai untuk konsumsi dalam negeri yang mencapai 2 juta ton setahun.

Arief optimistis Indonesia bisa memproduksi kedelai hingga swasembada seperti di era Orde Baru dengan produksi mencapai 1,5 juta ton dalam setahun.

Baca juga: Terus-terusan Impor, Apa Kabar Janji Jokowi soal Swasembada Kedelai?

Saat ini produksi kedelai lokal per hektare hanya mencapai 1 hingga 1,5 ton. Arief mengatakan Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar produksi kedelai ditingkatkan mencapai 3 hingga 5 ton per hektare dengan inovasi dan pemanfaatan teknologi.

Ia menjelaskan kemungkinan kedelai lokal Indonesia menggunakan bibit modifikasi genetika untuk peningkatan produktivitas.

Dia menyebutkan bahwa kedelai impor yang selama ini digunakan untuk kebutuhan konsumsi di Indonesia merupakan kedelai dengan benih GMO (genetically modified organism).

Selanjutnya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan melakukan penanaman kedelai hingga 600.000 hektare yang dilakukan secara bertahap. Untuk tahap awal akan dilakukan penanaman di 350.000 hektare lahan.

Baca juga: Sederet Jejak Digital Janji Jokowi Setop Impor Kedelai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com