Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kecelakaan Beruntun di Tol Pejagan-Pemalang, Ketua KNKT: Kita Sedang Review Operator CCTV

Kompas.com - 21/09/2022, 11:56 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, hingga saat ini, pihaknya masih melakukan investigasi terkait kecelakaan di Jalan Tol Pejagan (Brebes)-Pemalang, Jawa Tengah, tepatnya di KM 253+00 Jalur A pada Minggu (18/9/2022).

Soerjanto mengatakan, asap dari pembakaran lahan menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan beruntun tersebut.

Meski demikian, kata dia, tim dari KNKT tengah melakukan peninjauan terhadap operator CCTV jalan tol.

"Kita sedang melakukan review bagaimana fungsi efektivitasnya CCTV dan kami juga sedang melakukan review operator CCTV, karena seperti operator di bandara itu kan melihat TV, tapi aktif, tapi kalau operator CCTV ini kan pasif," kata Soerjanto di Redtop Hotel & Convention Center, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2022).

Baca juga: Soal Sanksi bagi Operator Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Pemerintah Tunggu Hasil Investigasi KNKT

Soerjanto mengatakan, pihaknya akan melakukan peninjauan terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) termasuk efektivitas patroli yang dilakukan petugas.

Ia mengatakan, kecelakaan beruntun tersebut bisa dicegah apabila sebelum asap menjalar ke jalan tol, petugas memberikan tanda.

"Seandainya bisa diberikan tanda sebelum asap itu (menyebar), mungkin kecelakaan itu bisa dihindari dan kita ingin melihat SOPnya seperti apa dan sampai sejauh mana, seberapa cepat memberikan tanda itu," ujarnya.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Pejagan-Pemalang, Apakah Operator Akan Kena Sanksi?


Soerjanto mengatakan, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan pemerintah daerah dan

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memberikan solusi agar pembakaran lahan yang dilakukan petani di sekitar jalan tol tersebut dapat dikelola dengan baik.

"Bagaimana mereka (Petani) bisa mengelola hasil pertanian untuk tidak dibakar dan dimanfaatkan untuk pupuk. Makanan ternak atau sebagainya, sehingga mereka tidak membakar lagi," tuturnya.

Lebih lanjut, Soerjanto mengatakan, pemerintah tak bisa melarang petani untuk tidak membakar lahan tersebut sehingga dibutuhkan teknologi agar lahan tersebut tak perlu dibakar.

"Kalau hanya melarang dan tidak ada solusinya terus dia (petani) mau menanam lagi kan tidak bisa, karena itu paling praktis dan bagi mereka, tetapi nanti dengan teknologi yang disampaikan dari BRIN, nantinya itu mendapatkan solusinya," ucap dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com