Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kementan dan Bank Dunia Bersinergi Bangun Pertanian Berketahanan Iklim

Kompas.com - 21/09/2022, 17:36 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Bank Dunia memegang peran penting dalam mendukung pembangunan sektor pertanian di Indonesia.

Salah satunya adalah upaya penanganan dampak perubahan iklim semakin yang signifikan terhadap produksi dan produktivitas pertanian.

Oleh karenanya, Kementerian Pertanian (Kementan) bersinergi dengan Bank Dunia dalam melakukan pembangunan pertanian yang berketahanan iklim dan rendah emisi karbon. 

Upaya tersebut dilakukan dalam menyusun langkah adaptasi sistem pertanian dan pangan nasional yang tanggung terhadap berbagai potensi goncangan.

“Salah satu program prioritas yang diusung Kementan saat ini adalah pengembangan pertanian presisi yang berketahanan iklim,” ujar SYL, dikutip dari keterangan persnya, Rabu (21/9/2022).

Hal itu dikatakan SYL saat agenda pertemuan bilateral dengan Regional Director World Bank Benoît Bosquet di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Selasa (20/9/2022). 

SYL mengatakan, saat ini pihaknya kami telah menyusun sebuah dokumen Grand Design Pembangunan Berketahanan Iklim dan Rendah Karbon di Sektor Pertanian.

Baca juga: Jokowi Minta Kementan Tambah Penanaman Jagung, Kedelai, Cabe, dan Bawang

“Dokumen ini akan menjadi pedoman pembangunan pertanian ke depan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, dokumen tersebut disusun berdasarkan hasil penelaahan dan analisis informasi secara komprehensif dan holistik tentang pembangunan pertanian yang memitigasi perubahan iklim, adaptasi terhadap dampak, serta meminimalkan emisi gas rumah kaca sebagai penyebab perubahan iklim. 

“Saya sangat berharap Bank Dunia dapat terus membantu kami mewujudkan sistem pertanian dan pangan nasional yang tangguh (resilient) terhadap berbagai potensi guncangan ke depan, khususnya guncangan akibat perubahan iklim,” terangnya. 

SYL juga mengapresiasi Bank Dunia atas dukungannya terhadap upaya pengelolaan kawasan dan rantai nilai komoditas pertanian secara berkelanjutan melalui inisiasi Proyek “Agriculture Value Chain Development Project/Integrated Corporation of Agricultural Resources Empowerment (ICARE)”.

“Saya sangat senang dokumen proyek kerja sama tersebut telah mendapatkan persetujuan dan loan agreement-nya telah ditandatangani pada 7 Juli 2022 dan saat ini telah siap untuk segera diimplementasikan,” ungkapnya. 

Baca juga: Cegah Gagal Panen, Kementan Ingatkan Pemda Pentingnya Mitigasi Bencana

Dia juga berharap, proyek tersebut dapat berkontribusi secara langsung terhadap upaya peningkatan ekspor komoditas pertanian unggulan Indonesia ke berbagai negara.

Dalam pertemuan Bilateral tersebut, Bank Dunia mengaku akan mendukung Kementan dalam proyek-proyek penanggulangan dampak negatif perubahan Iklim yang juga terkait dengan Climate Smart Rice dan Climate Smart Livestock.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com